Jumat 07 Feb 2020 22:42 WIB

Mentan: Masih Ada Stok 84.000 Ton Bawang Putih

Dalam waktu dekat, bawang putih lokal akan segera panen.

Produksi bawang putih lokal sudah siap panen khususnya di Jawa Barat dan Sumatera Utara (Foto: pedagang bawang putih)
Foto: Republika/Thoudy Badai
Produksi bawang putih lokal sudah siap panen khususnya di Jawa Barat dan Sumatera Utara (Foto: pedagang bawang putih)

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan, berdasarkan perhitungan Kementerian Pertanian (Kementan), masih ada 84 ribu ton stok bawang putih. Ia mengimbau masyarakat tidak khawatir dengan tersendatnya impor bawang putih dari China akibat wabah corona.

Syahrul mengatakan, selain masih ada stok, juga pada pertengahan Februari 2020 produksi bawang putih lokal sudah siap panen khususnya di Jawa Barat dan Sumatera Utara. Menurut dia, melonjaknya harga bawang putih di pasaran hanya terjadi di beberapa daerah saja, juga dipicu oleh asumsi-asumsi di lapangan terkait merebanyaknya virus corona di China.

Baca Juga

Pengadaan bawang putih lokal, lanjut dia, bukan tidak bisa lebih dikembangkan di Indonesia. Namun iklim yang cocok dengan tanaman itu hanya di daerah subtropis yang suhunya dingin seperti di China.

Karena itu, Syahrul menegaskan, impor bukan barang haram. Mengenai pengiriman sejumlah komoditi yang juga terhenti sementara dikirim ke China karena virus corona, dikatakan penyebab kanker karena sejumlah pelabuhan di negeri tujuan itu masih ditutup.

"Bawang putih memang diimpor tapi bawang merah masih lebih banyak yang diekspor ke luar negeri," katanya, Jumat (7/2).

Syahrul mengatakan, kenaikan bawang putih diyakini segera normal kembali dalam waktu dekat. Sebelumnya telah dilansir bahwa harga bawang putih di pasar tradisional di Makassar dalam sebulan terakhir terus bergerak naik dari harga Rp 25 ribu per kilogram dan kini sudah menembus harga Rp 45 ribu per kg.

Kondisi itu oleh pedagang di Pasar Terong diprediksi masih akan naik, karena persediaan di gudang distributor semakin menipis akibat tidak ada suplai lagi dari China.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement