Senin 10 Feb 2020 20:13 WIB

Prediksi Menjelang Puncak Masa Penularan Corona

Puncak penularan Corona diprediksi akan terjadi pada pertengahan atau akhir Februari.

Seorang pekerja dengan pakaian pelindung disemprot cairan desinfektan saat keluar dari hotel yang digunakan sebagai tempat isolasi warga di Wuhan, Hubei, China, senin(3/2).
Foto: Chinatopix via AP Photo
Seorang pekerja dengan pakaian pelindung disemprot cairan desinfektan saat keluar dari hotel yang digunakan sebagai tempat isolasi warga di Wuhan, Hubei, China, senin(3/2).

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Fergi Nadira, Kamran Dikrama, Dwina Agustin

Alih-alih mereda, wabah virus Corona jenis baru atau 2019-nCoV sepertinya semakin mengganas. Angka kematian akibat Corona kembali meningkat per Senin (10/2) menjadi 909 orang, setelah dilaporkan adanya 97 kematian baru.

Baca Juga

Kementerian Luar Negeri China mengatakan, bahwa 27 orang asing di China telah dipastikan positif terpapar virus Corona baru. Termasuk, dua warga asing yang telah meninggal karena virus yang telah melampaui SARS itu.

Dilansir Aljazirah, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Geng Shuang mengkonfirmasi bahwa seorang warga Amerika Serikat meninggal pada 6 Februari lalu. Serta satu warga lainnya adalah warga negara Jepang yang diumumkan pada 8 Februari lalu.

Komisi Kesehatan China melaporkan kematian akibat virus Corona baru ini kebanyakan berada di Kota Wuhan, dan Provinsi Hubei dan sekitarnya. Terdapat 3.062 kasus baru dalam masa 24 jam terakhir sehingga sebanyak 40.171 dilaporkan telah terkonfirmasi mengidap sakit karena virus korona baru ini pada tingkat nasional Cina.

Sebanyak 66 kasus tambahan dari virus Corona baru, juga telah dikonfirmasi di sebuah kapal pesiar yang dikarantina di Yokohama, Jepang. Sehingga meningkatkan jumlah total orang yang terpapar menjadi 136 di kapal itu.

New York Times melaporkan, Kementerian Kesehatan Jepang belum secara terbuka mengkonfirmasi peningkatan tajam dalam kasus-kasus orang yang terpapar nCoV. Kementerian telah mengumumkan kasus baru hampir setiap hari sejak karantina dimulai sepekan lalu, dan peningkatan yang dilaporkan oleh kapten pada Senin adalah yang terbesar.

Wabah virus di kapal Diamond Princess yang telah merapat di pelabuhan Yokohama sejak Senin, adalah yang terbesar di luar China. Sekitar 3.700 orang, termasuk sekitar 2.600 penumpang dan lebih dari 1.000 anggota awak, dikarantina di kapal.

Kenaikan angka Senin membalikkan penurunan yang sebelumnya dilaporkan terjadi pada Ahad (10/2), di mana kasus baru hanya 2.656, turun 20 persen dibandingkan 24 jam sebelumnya. Setidaknya 25 negara mengkonfirmasi kasus dari virus ini, dan sejumlah negara juga telah mengevakuasi warganya dari provinsi Hubei, termasuk Indonesia.

[video] Wabah Corona, WHO: Darurat Kesehatan Global

London School of Hygiene and Tropical Medicine memprediksi puncak penularan virus Corona akan terjadi pada pertengahan atau akhir Februari 2020. Pada masa puncak itu, virus Corona jenis baru diperkirakan akan menginfeksi hingga 500 ribu warga di Wuhan, China.

Profesor epidemiologi penyakit menular di London School of Hygiene and Tropical Medicine Adam Kucharski mengungkapkan, tren terbaru kasus penyebaran virus di Wuhan secara luas mendukung pemodelan matematika pendahuluan. Ia menggunakan model tersebut untuk memprediksi dinamika model matematika pendahuluan untuk memprediksi transmisi epidemi.

“Dengan asumsi tren saat ini terus berlanjut, kami masih memproyeksikan puncak kasus virus (Corona) pada pertengahan hingga akhir Februari di Wuhan,” ujar Kucharski, dikutip laman the Straits Times, Senin (10/2).

Dia mengakui masih banyak ketidakpastian. “Jadi saya berhati-hati dalam memilih nilai tunggal untuk puncak, tapi itu mungkin. Berdasarkan data saat ini, kita mungkin melihat prevalensi puncak lebih dari lima persen,” ucapnya.

Itu berarti berpotensi setidaknya satu dari 20 orang di Wuhan akan terinfeksi saat puncak epidemi. Kucharski dan rekan-rekannya mendasarkan pemodelan mereka pada berbagai asumsi tentang virus Corona.

Hal itu termasuk masa inkubasi 5,2 hari, penundaan mulai timbulnya gejala hingga konfirmasi infeksi 6,1 hari, dan sekitar 10 juta orang berisiko di Wuhan. Berdasarkan hal itu, prevalensi lima persen setara dengan sekitar 500 ribu infeksi kumulatif.

Kepala epidemiologi dan biostatistik di University of Hong Kong Benjamin Cowling mengatakan dalam dua pekan ke depan penting untuk memahami apa yang terjadi.  “Apakah ini akan menyebar ke lokasi lain atau sudahkah kita menghindari apa yang bisa menjadi pandemi global karena langkah-langkah kontrol yang telah diterapkan hingga saat ini?” ucapnya.

Adapun, Direktur Eksekutif Program Kedaruratan WHO Mike Ryan menjelaskan telah ada stabilisasi dalam jumlah kasus virus korona yang dilaporkan dari Provinsi Hubei. “Kita berada dalam periode stabil empat hari, di mana jumlah kasus yang dilaporkan belum bertambah,” ujarnya di Jenewa, Swiss, pada Sabtu pekan lalu.

Dia berharap kestabilan itu dapat terjadi di Wuhan dan tempat lainnya di luar China. “Ini masih merupakan wabah penyakit yang sangat intens di Wuhan dan Hubei, dan masih ada risiko besar di hampir semua provinsi lain (di China)."

Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock menyatakan, virus Corona jenis baru menjadi ancaman serius dan sangat dekat bagi kesehatan masyarakat. Kondisi ini memberi kuasa pemerintah untuk lebih banyak kekuatan untuk mengisolasi orang.

"Kami memperkuat peraturan kami sehingga kami dapat menjaga individu dalam isolasi yang didukung untuk keselamatan mereka sendiri dan jika profesional kesehatan masyarakat menganggap mereka mungkin berisiko menyebarkan virus ke anggota masyarakat lainnya," kata juru bicara Kementerian Kesehatan Inggris.

Empat pasien di Inggris telah dites positif mengidap virus Corona baru. Sehingga jumlah kasus Corona di Inggris menjadi delapan.

Rumah Sakit Arrowe Park, dekat Liverpool di Inggris utara, dan Taman Bukit Kents, di Milton Keynes, telah ditetapkan sebagai fasilitas isolasi. Tempat ini telah bersiap kemungkinan menerima pasien kasus Corona baru.

photo
Virus Corona Mengguncang Perekonomian

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement