REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Belum ada seminggu menjabat, Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasilan (BPIP) Yudian Wahyudi membuat pernyataan kontroversional.
Dalam satu pernyataan di media nasional, Yudian mengatakan musuh terbesar Pancasila adalah agama, bukan kesukuan.
Pernyataan itu terkait dengan adanya kelompok-kelompok tertentu yang mereduksi agama sesuai dengan kepetingannya sendiri dan bertentangan dengan Pancasila.
Republika.co.id sudah belasan kali menghubungi nomor ponsel Yudian Wahyudi untuk menjelaskan pernyataannya lebih jauh, namun tidak diangkat hingga berita ini diturunkan.
Lantas siapa sebenarnya sosok Yudian Wahyudi?
Yudian masih merangkap sebagai Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Ia bertugas menggantikan Yudi Latief yang mundur dari jabatannya pada tahun lalu.
Pengangkatan Yudian sebagai Kepala BPIP ini tertuang dalam Keppres no 12/P/2020 tentang pengangkatan kepala BPIP. Dalam posisinya nanti, Yudian akan bekerja di bawah Dewan Pengarah BPIP yang saat ini diketuai Megawati Soekarnoputri.
Yudian merupakan profesor di bidang syariah dan hukum. Yudian menyelesaikan pendidikan sarjana dan masternya di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Sementara pendidikan doktoral ia tempuh di McGill University di Montreal, Kanada.
Presiden Jokowi melantik Yudian Wahyudi pada 5 Februari lalu.