Jumat 14 Feb 2020 12:17 WIB

CDC Ganti Paket Alat Tes Virus Corona yang Cacat

Alat tes virus corona yang cacat bukan untuk uji sampel pasien tapi sebagai kontrol.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Reiny Dwinanda
Ilustrasi virus corona dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat. CDC menemukan alat tes virus corona untuk kontrol kualitas di laboratorium dalam kondisi cacat.
Foto: CDC via AP, File
Ilustrasi virus corona dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat. CDC menemukan alat tes virus corona untuk kontrol kualitas di laboratorium dalam kondisi cacat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beberapa perangkat tes virus corona yang dikirim dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) ke negara-negara bagian di Amerika Serikat dalam upaya mempercepat diagnosis dilaporkan cacat. Alat uji itu dikirimkan ke laboratorium negara di seluruh AS pada pekan lalu.

Sebelum memiliki kit uji virus Covid-19, negara-negara dengan dugaan kasus infeksi virus ini harus mengirim sampel sekret pernapasan atau oral ke markas CDC di Atlanta untuk dilakukan pengujian. Pejabat negara pun harus menunggu hasilnya sebelum mengonfirmasi kebenarannya.

Baca Juga

“Selama uji coba berlangsung di beberapa negara bagian, kit tersebut menghasilkan hasil yang tidak meyakinkan,” kata Direktur Pusat Imunisasi dan Penyakit Pernapasan Nasional, Dr Nancy Messonnier, dalam konferensi pers Rabu (12/2) lalu.

Hasil yang tidak meyakinkan itu, menurut Messonier, tidak terkait dengan sampel betulan dari pasien, tetapi lebih merupakan bagian dari prosedur pengendalian kualitas di laboratorium sebelum sampel asli dapat diuji. Semua negara bagian menerima alat tes yang dapat menguji antara 700 dan 800 sampel pasien, tetapi saat ini tidak jelas negara bagian mana yang telah menerima kit yang cacat.

“Jelas, negara tidak akan mau melakukan tes ini dan menggunakannya untuk membuat keputusan klinis jika kitnya tidak bekerja dengan baik, sebaik di CDC,” kata Messonnier.

CDC sekarang mengirim pasokan bahan baru untuk menggantikan alat uji yang cacat itu ke semua negara bagian, terlepas apakah pejabat kesehatan telah melaporkan adanya masalah atau tidak. Berita ini muncul setelah isu pelabelan terkait pasien positif virus corona yang tak sengaja diperbolehkan ikut dalam perjalanan kembali ke Stasiun Udara Korps Marinir Miramar di San Diego untuk bergabung dengan para pengungsi yang di karantina. Padahal, ia seharusnya dirawat.

Perempuan yang tidak teridentifikasi itu, tiba pekan lalu dengan penerbangan sewaan Departemen Luar Negeri dari Wuhan, kota pusat penyebaran wabah mematikan virus Covid-19. Perempuan itu adalah satu dari empat orang yang diangkut dari pangkalan ke UC San Diego Medical Center untuk observasi setelah diketahui memiliki kemungkinan gejala virus Corona.

Awalnya, para pejabat mengatakan bahwa keempat individu dinyatakan negatif untuk penyakit tersebut, namu, sampel perempuan itu tidak termasuk dalam kelompok uji awal. Campuran label tidak terkait dengan kotak uji yang salah.

“Pada saat itu, mereka hanya melakukan percakapan di telepon dalam menyampaikan hasil tes dan CDC di Atlanta mengatakan kepada para pejabat di San Diego bahwa semua tes negatif,” kata seorang perwakilan CDC pada Selasa (11/2) lalu.

Gara-gara ada perbedaan antara pelabelan di San Diego dan apa yang diterima lab CDC, sampel dari perempuan itu bahkan tidak sampai pada tahap pengujian sehingga jelas saja semua sampel yang diuji hasilnya negatif. Alhasil, ada seorang perempuan yang didiagnosis memiliki Covid-19, namun sampelnya tidak diuji.

Pejabat itu mengatakan rumah sakit dan CDC telah membahas protokol dalam detail yang sangat rumit, untuk memastikan bahwa kekeliruan yang sama tidak terjadi lagi. Dikonfirmasi, saat ini AS memiliki 15 kasus virus Corona. Secara keseluruhan, lebih dari 60 ribu orang telah jatuh sakit secara global sementara 1.370 orang telah meninggal.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement