REPUBLIKA.CO.ID, MEXICOCITY -- Pengunjuk rasa menulis kalimat 'negara pembunuh perempuan' dengan cat warna merah di kantor kepresidenan Meksiko. Di tengah hujan lebat para demonstran berjalan menuju kantor surat kabar La Prensa untuk memprotes foto berita korban pembunuhan keji.
Unjuk rasa hari Valentine yang dipimpin oleh kelompok perempuan ini dipicu pembunuhan Ingrid Escamilla di Mexico City. Mereka memprotes publikasi foto jenazah perempuan berusia 25 tahun yang dimutilasi.
Sebagian besar pengunjuk rasa pada Sabtu (15/2) adalah perempuan. Kira-kira ada 200 orang yang berkumpul dan menyuarakan aspirasi mereka. Pengunjuk rasa membakar mobil milik La Prensa dan bentrok dengan pasukan keamanan yang mencegah mereka masuk ke dalam kantor surat kabar itu.
Mereka bersorak 'tidak ada lagi pembunuhan' dan membawa spanduk yang bertuliskan 'kami meminta tanggung jawab jurnalisme', 'Inggrid kami semua adalah kamu', dan 'seksisme membunuh'. Pengunjuk rasa menuntut keadilan.
Kira-kira setiap hari ada 10 perempuan Meksiko yang tewas dibunuh. Data pemerintah menunjukkan tahun lalu menandai rekor baru pembunuhan di negeri itu. PBB untuk Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan yang juga dikenal PBB Perempuan menanggapi pembunuhan Escamilla mengutuk keras pembunuhan tersebut.
"Kami menuntut tindakan komprehensif untuk menghapus kekerasan terhadap perempuan dan perempuan muda, kami meminta akses penuh terhadap peradilan dan non-reviktimisasi untuk semua, Inggrid bukan kasus yang tertutup," kata PBB Perempuan.
Lilia Florencia Guerrero yang putrinya dibunuh pada tahun 2017 menelepon Presiden Andres Manuel Lopez Obrador untuk menghentikan kekerasan terhadap perempuan. Lopez Obrador berada di dalam kantor presiden selama unjuk rasa berlangsung.
"Ini bukan hanya Inggrid, ada ribuan pembunuhan terhadap perempuan, ini membuat kami berang dan marah," kata Guerrero.
Salah satu pengunjuk rasa menulis 'INGRID' di dengan cat semprot di sebuah kertas warna merah muda di pintu kantor kepresidenan. Banyak pengunjuk rasa mengatakan pembunuhan Escamilla hanya gelombang baru brutalitas pembunuhan terhadap perempuan.
Di dalam kantor presiden tempat Lopez Obrador dan keluarganya tinggal. Presiden mencoba menenangkan para aktivis.
"Saya tidak mengubur kepala saya di dalam pasir, pemerintahan yang saya wakili selalu memastikan keamanan perempuan," kata Lopez Obrador di konferensi pers.