Senin 17 Feb 2020 13:49 WIB

Bulog Targetkan Penyaluran Beras 600 Ribu Ton Hingga Lebaran

Bulog minta penyaluran beras dipercepat agar dapat lakukan penyerapan gabah petani.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Friska Yolanda
Perum Bulog menargetkan bisa menyalurkan beras yang tersimpan di gudang sebanyak 600 ribu ton hingga Hari Raya Idul Fitri yang jatuh pada bulan Mei mendatang.
Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Perum Bulog menargetkan bisa menyalurkan beras yang tersimpan di gudang sebanyak 600 ribu ton hingga Hari Raya Idul Fitri yang jatuh pada bulan Mei mendatang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perum Bulog menargetkan bisa menyalurkan beras yang tersimpan di gudang sebanyak 600 ribu ton hingga Hari Raya Idul Fitri yang jatuh pada bulan Mei mendatang. Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso, mengatakan, penyaluran beras mesti dipercepat agar Bulog bisa melakukan penyerapan gabah petani pada musim panen rendeng pertama 2020.  

Budi menjelaskan, objek penyaluran beras sebanyak 600 ribu ton itu di antaranya program Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH), Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), serta penjualan beras komersial termasuk ekspor beras sebanyak 100 ton ke Arab Saudi.

Selain itu, Budi menyebut bahwa Kementerian Perindustrian telah meminta Bulog untuk bisa menyiapkan beras sebagai bahan baku industri. Adapun sisa stok beras beras yang masih tersimpan di gudang Bulog sebanyak 1,7 juta ton. 

Buwas mengatakan, jika Bulog bisa menyalurkan beras sebanyak 600 ribu ton, maka setidaknya sisa stok beras sekitar 1,1 juta ton dari total kapasitas simpan gudang sebanyak 3,8 juta ton.

"Saya yakin bisa menyalurkan beras 600 ribu ton, kalau itu tercapai kita bisa serap gabah sampai 2 juta ton. Tidak ada masalah," kata Budi usai mengikuti Rapat Koordinasi Terbatas di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (17/2).

Budi mengatakan, kebutuhan beras menjelang Lebaran dipastikan meningkat yang diikuti dengan lonjakan harga beras di pasar tradisional. Karena itu, Bulog sebagai stabilitator harga akan memiliki ruang yang lebih besar untuk menyalurkan berasnya. Adapun beras yang digunakan merupakan beras campuran antara beras lokal dan beras impor.

Bulog, ditegaskan Budi, akan mengoptimalkan penyerapan gabah dari petani disaat musim panen raya sehingga stabilisasi harga beras di pasar maupun di tingkat petani bisa terjaga.

"Kita sudah ada planning untuk penyaluran dan penyerapan. Sesuai informasi Kementan, panen raya pertama di bulan Maret-April. Ya, kita siap saja. Lihat perkembangan dua bulan ke depan," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement