Selasa 18 Feb 2020 01:40 WIB

Petinggi PWNU Jatim Tanggapi Pernyataan Pramono Anung

Pramono Anung tegaskan dirinya bercanda soal Jokowi dan Kediri.

Rep: Dadang Kurnia/Dessy Suciati Saputri/ Red: Muhammad Hafil
Petinggi PWNU Jatim Tanggapi Pernyataan Pramono Anung. Foto: Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono (kanan) berbincang bersama Pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo KH Anwar Iskandar (ke dua kanan), Sekretaris Kabinet Pramono Anung (kiri), dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (ke dua kiri) saat peresmian rumah susun sederhana sewa (rusunawa) di lingkungan Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadiin Lirboyo, Kota Kediri, Jawa Timur, Sabtu (15/2/2020).
Foto: Antara/Prasetia Fauzani
Petinggi PWNU Jatim Tanggapi Pernyataan Pramono Anung. Foto: Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono (kanan) berbincang bersama Pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo KH Anwar Iskandar (ke dua kanan), Sekretaris Kabinet Pramono Anung (kiri), dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (ke dua kiri) saat peresmian rumah susun sederhana sewa (rusunawa) di lingkungan Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadiin Lirboyo, Kota Kediri, Jawa Timur, Sabtu (15/2/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wakil Ketua Tanfidziyah PWNU Jawa Timur, KH Abdus Salam Shohib menanggapi pernyataan Sekretaris Kabinet Pramono Anung soal Jokowi dan Kediri. Di mana, Pramono Anung dalam sebuah pernyataanya, menyebut meminta Jokowi agar tak datang berkunjung ke Kediri karena khawatir lengser.

Menurut Kiai yang akrab disapa Gus Salam itu, Indonesia merupakan negara besar dan modern. Seharusnya, kata alumnus Pondok Pesantren Al Falah, Ploso, Kediri tersebut, pejabat Indonesia menggunakan cara pandang modern pula dalam mengelola negara ini. Namun, kata dia, pernyataan Pramono malah menggambarkan gagalnya manajemen pemerintahan yang modern, dari pejabat negara.

Baca Juga

“Dengan mengatakan Kediri sebagai kawasan negatif politik, bahwa pemimpin politik akan jatuh jika berkunjung ke Kediri, itu pertanda bahwa mereka gagal menyediakan manajemen pemerintahan yang modern. Ini ironi besar sekaligus tidak mendidik masyarakat,” kata Gus Salam.

Sebelumnya, Pramono menyebut telah meminta Presiden Jokowi berkunjung ke Kediri. Ia khawatir akan bernasib seperti Abdurrahman Wahid atau Gus Dur yang lengser dari Presiden pada 2001, usai bertandang ke kota yang dia percaya sebagai daerah wingit.

Ia mengatakan hal tersebut saat pidato di hadapan kiai sepuh pengasuh Ponpes Hidsyatul Mubtadien Lirboyo Kediri. "Saya masih ingat karena percaya atau tidak percaya, Gus Dur setelah berkunjung ke Lirboyo tidak begitu lama gonjang-ganjing di Jakarta," ujar Pramono.

Terkait pernyataanya itu, pada Senin (17/2), Pramono memberikan klarifikasi.

Menurutnya, pernyataannya tersebut hanya merupakan candaan saat memberikan sambutan di hadapan kiai sepuh pengasuh Ponpes Hidsyatul Mubtadien Lirboyo Kediri.

Ia menegaskan, tak ada larangan bagi Presiden Jokowi untuk berkunjung ke Kediri. "Nggaklah. Mana ada. Pak Jokowi itu Presiden RI, saya terus terang kaget jadinya 'liar banget'. Ini bercanda dan menyampaikan Pak Jokowi tidak diundang, dan semua orang gerr, ketawa," ujar Pramono di Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Senin (17/2).

Pramono menjelaskan, awalnya pengasuh pondok pesantren Kiai Kafabihi Mahrus menyampaikan bahwa ada mitos jika Presiden, Wakil Presiden, dan para pejabat berkunjung ke Kediri. Biasanya, kata dia, mereka akan mengalami nasib yang kurang baik.

"Tetapi beliau juga menyampaikan bahwa ada antinya, ada penangkalnya, yaitu kalau mau berkunjung ke Mbah Wasil, beliau adalah kiai makam Syekh Al-Wasil Syamsudin. Karena oleh beliau, ini beliau ya bukan saya, sebelum adanya wali. Lalu saya memberikan sambutan, macam-macam," ucapnya.

Pramono sendiri saat memberikan sambutan mengaku lahir dan besar di Kediri. Sehingga ia mengetahui persis adanya mitos tersebut.

"Karena yang diundang dalam acara reuni akbar dan muktamar itu Pak Wapres, sambil bercanda saya bilang kalau Pak Wapres monggo saja mau datang karena diundang dan beliau kiai, beliau tahu penawarnya. Semua orang juga ketawa, ngakak," jelasnya.

Pramono yang mengaku sambil bercanda, pun kemudian mengatakan akan melarang Presiden untuk datang ke Kediri.

Sebab, Jokowi juga disebutnya tak diundang untuk hadir. Setelah itu, Pramono menyebut pernyataannya itu di-framing menjadi Jokowi takut untuk berkunjung ke Kediri.

"Saya hanya merespons itu dan beliau secara terbuka mengundang Pak Wapres untuk hadir. Saya sambil bercanda, kalau Pak Wapres diundang kan ada mitos tadi, nggak apa-apa, karena beliau tahu penangkalnya," ujar Pramono.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement