Kamis 20 Feb 2020 02:20 WIB

Cerita Mahasiswa Asal Ponorogo Lawan Virus Corona di China

Mahasiswa bernama Eka itu langsung sujud syukur ketika sampai ke Indonesia.

Rep: jatimnow.com/ Red: jatimnow.com
Eka Danang Susanto (18 tahun), mahasiswa Kedokteran Hubei Politeknik University China menceritakan perjuangannya melawan Virus Corona.
Eka Danang Susanto (18 tahun), mahasiswa Kedokteran Hubei Politeknik University China menceritakan perjuangannya melawan Virus Corona.

jatimnow.com -- Eka Danang Susanto (18 tahun), mahasiswa Kedokteran Hubei Politeknik University China terlihat sumringah. Eka yang baru menjalani pendidikan satu semester di Negeri Tirai Bambu itu bisa pulang ke rumahnya di Desa Campurejo, Kecamatan Sambit, Kabupaten Ponorogo.

"Alhamdulilah senang. Saya sujud syukur langsung ketika tiba di Indonesia," kata Eka saat ditemui di rumahnya, Senin (17/2/2020).

Kegembiraan Eka bukan tanpa alasan. Sebab selama tinggal di China, anak tunggal pasangan Teguh Susanto dan Susana itu tidak bisa ke mana-mana dan 'terkurung' dalam kampusnya, akibat serangan Virus Corona.

Serangan Virus Corona di China membuatnya bersama ribuan mahasiswa lain tidak boleh keluar kampus. "Seperti kota mati. Tidak ada yang boleh keluar dari kampus. Pemerintah setempat juga menghentikan semua aktivitas, termasuk alat transportasi," tutur pemuda lulusan SMK Bakti Indonesia Medica Ponorogo ini.

Eka Danang Susanto saat berada di rumahnya di Desa Campurejo, Kecamatan Sambit, Kabupaten Ponorogo

Dia menyebut, sebenarnya kampusnya berjauhan dengan Kota Wuhan. "Saya di Kota Huwangse. Jaraknya sekitar dua jam kalau naik bus ke Kota Wuhan. Ya kayak Ponorogo ke Ngawi gitu. Alhamdulilah saya masih diberikan kesehatan," ungkapnya.

Di tengah ancaman Virus Corona, Eka dan mahasiswa lain dari Indonesia mendapat kabar dari Kedutaan Besar Republik Indonesia di China. Kabar baik itu adalah pemerintah Indonesia memfasilitasi kepulangan seluruh Warga Negara Indonesia (WNI) yang menuntut ilmu maupun bekerja di China.

"Sekitar tiga pekan yang lalu ada kabarnya. Tentu saya sangat bahagia. Bapak di rumah juga senang banget. Karena saya bisa balik ke rumah," papar Eka.

Dia malanjutkan, dari China, ia bersama ratusan 237 WNI kemudian diterbangkan menuju Batam, lalu dikarantina selama 14 hari di Pulau Natuna. Selama di Natuna, karantina berlangsung sangat menyenangkan.

"Apa pun yang kami butuhkan langsung disediakan. Kami dibuat have fun. Tidak boleh mikir apa pun," bebernya.

Setelah karantina 14 hari, Eka dan semua WNI di Natuna dikembalikan ke daerah asalnya masing-masing. Dari 237 orang, 65 di antaranya berasal dari Jawa Timur, termasuk dirinya.

"Setelah mendarat di Juanda, kami diantar ke rumah masing-masing, termasuk saya ke Ponorogo. Ya yang dari Ponorogo cuma saya saja," jelasnya.

Dia berharap penyebaran Virus Corona segera berakhir. Sebab dia masih ingin kembali ke China untuk meneruskan kuliahnya. Meskipun saat ini perkuliahan masih bisa dilakukan dengan sistem online.

"Ya pengen jadi dokter. Pengen kembali ke China untuk menuntut ilmu kembali," kata dia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan jatimnow.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab jatimnow.com.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement