REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) akan mencari cara untuk melakukan penanganan anak punk di wilayah itu. Sebab, keberadaan anak punk setiap harinya semakin bertambah.
Wakik Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum mengakui di wilayahnya banyak terdapat anak punk. Ia mencontohkan, di setiap perempatan jalan pasti terdapat anak punk yang sedang berkumpul atau mengamen. "Ada juga yang mencegat mobil," kata dia, di Kota Tasikmalaya, Selasa (18/2).
Namun, menurut dia, ada beberapa dari anak punk yang sudah berhijrah. Beberapa di antara anak punk itu berpenampilan dengan peci dan sarung. Ia mengatakan, anak-anak punk itu adalah yang sudah mendapatkan bimbingan.
Uu menambahkan, pada dasarnya itu anak punk membutuhkan bimbingan. Secara pribadi, ia merekrut dan mencari anak punk dan menyediakan rumah singgah untuk mereka di pesantren. Di rumah singgah itu, anak punk diberikan tempat tinggal, tapi tak dilarang beraktivitas seperti biasanya.
"Mereka tidak dilarang mgamen, asal jangan mengganggu ketertiban, norma agama. Saat mereja di pesantren, kami berikan pendidikan keagamaan," kata dia.
Menurut dia, cara itu dapat sedikit membantu mengubah perilaku anak punk yang dianggap bertentangan dengan norma-norma. Uu berharap, dengan cara itu anak punk yang berperilaku negatif dapat berubah.
"Yang jelas mereka butuh pengakuan, perlindungan, dan bimbingan. Kami akan tindaklanjuti masalah ini dengan dinas sosial. Kita akan cari kerja sama dengan yayasan lain untuk menangani anak punk di Jabar," kata dia.