Senin 24 Feb 2020 14:30 WIB

Kader PDIP tak Menonjol di Hasil Survei Capres Potensial

Elektabilitas kader PDIP kalah dari nama-nama seperti Prabowo, Anies, atau Sandi.

Red: Andri Saubani
Dua kader PDIP, Puan Maharani (kiri) dan Ganjar Pranowo.
Foto: Republika/Fitriyanto
Dua kader PDIP, Puan Maharani (kiri) dan Ganjar Pranowo.

REPUBLIKA.CO.ID, Arif Satrio Nugroho, Rizkyan Adiyudha, Nawir Arsyad Akbar

Kader-kader PDI Perjuangan (PDIP) tak terlalu menonjol dalam survei Indo Barometer soal capres potensial 2024 yang dirilis pada Ahad (23/2). Ada empat nama kader PDIP selain Joko Widodo (Jokowi) yang muncul dalam survei Indo Barometer soal capres potensial. Nama-nama itu yakni Puan Maharani dan Prananda Prabowo dari unsur tokoh politik, serta Ganjar Pranowo dan Tri Rismaharini dari unsur kepala daerah.

Baca Juga

Kendati demikian, nama tersebut masih di bawah kandidat capres potensial lainnya. Dari unsur kepala daerah, potensi Ganjar dan Risma masih jauh di bawah Gubernur DKI Anies Baswedan. Kemudian dari unsur tokoh politik, popularitas Puan dan Prananda juga masih kalah dibanding Sandiaga Uno dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Prabowo menjadi yang terkuat. Ketua Umum Partai Gerindra itu masih menjadi capres terkuat berdasarkan simulasi 22 nama. Dukungan publik tertinggi jatuh kepada Prabowo Subianto sebesar 22,5 persen, disusul Anies Baswedan 14,3 persen, Sandiaga Salahuddin Uno 8,1 persen, Ganjar Pranowo 7, 7 persen dan Tri Rismaharini 6, 8 persen.

Survei Indo Barometer juga menyebutkan sejumlah tokoh politik dari luar pemerintah eksekutif yang dinilai paling terkenal. Dua nama yang menduduki peringkat teratas yakni Sandiaga Salahudin Uno dan Agus Harimurti Yudhoyono.

Sandiaga menjadi yang paling dikenal dengan persentase pengenalan mencapai 87,1 persen. Di belakang Sandiaga, ada nama Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Putra Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu dikenal 82,8 responden.

Selain dua tokoh tersebut, ada pula tokoh tokoh lain, misalnya Puan Maharani yang saat ini duduk sebagai Ketua DPR RI. Persentase pengenalan putri Présiden kelima RI Megawati Soekarnoputri itu 66,5 persen.

Di belakang Puan, terdapat pula sejumlah nama lain, misalnya Muhaimin Iskandar 38,1 persen, Zulkifli Hasan 30,3 persen, Bambang Soesatyo 24,0 persen, Budi Gunawan 21,2 persen, Prananda Prabowo 15,9 persen dan Sohibul Iman 12,3 persen.

Direktur Indo Barometer Muhammad Qodari mengatakan, jajak pendapat yang ia lakukan berlangsung pada 9 sampai 15 Januari 2020. Jumlah respondennya, mencapai 1.200 orang di atas usia 17 tahun di 34 Provinsi Indonesia.

Tingkat kepercayaan jajak pendapat, kata Qodari, mencapai 95 persen, dengan batas kesalahan, 2,83 persen. Hasilnya, kata dia, ada 20 nama capres dari hasil pertanyaan terbuka, dan 22 nama capres dari pertanyaan tertutup.

Qodari mengatakan, tim memberikan pertanyaan terbuka tentang siapa capres pilihan responden jika pilpres digelar saat ini. Pertanyaan terbuka, jelas Qodari, memberikan kebebasan para responden untuk menuliskan sendiri satu capres pilihannya.

“Istilahnya top of mind. Untuk mengetahui isi kepala masyrakat, dan mengidentifikasi kalau ada nama yang tidak terdeteksi, tetapi namanya beredar di masyrakat,” kata Qodari, Ahad (23/2).

Meski kadernya kurang menonjol, PDIP menjadi parpol yang terkuat dalam kontestasi legislatif berdasarkan survei. Dengan angka 24,8 persen, PDIP disebut berpeluang memenangi pemilihan legislatif pada Pemilu 2024.

"Saya melihat PDIP berpeluang mencetak sejarah demokrasi di Indonesia dengan menjuarai Pileg 2024,” ujar Qodari.

Sejarah yang dimaksud Qodari adalah memenangi pemilu selama tiga kali berturut-turut. Selama ini, belum ada partai politik yang berhasil menang pemilu selama tiga kali berturut-turut. Sebelumnya, PDIP menjadi pemenang Pemilu 2014 dan 2019.

Berdasarkan simulasi terhadap 16 parpol yang mendapat dukungan dari masyarakat, PDI Perjuangan unggul dengan angka 24,8 persen, disusul Gerindra 14,8 persen, Golkar 8,1 persen, PKS 7,8 persen, PKB 5,6 persen.  Kemudian Demokrat meraih 5,5 persen, Nasdem 2,5 persen, PAN 2,4 persen, PPP 2,3 persen, Perindo 2 persen, PSI 0,8 persen, Hanura 0,4 persen, PBB 0,2 persen, Berkarya 0,1 persen, Garuda dan PKPI 0 persen.

Qodari pun menjelaskan, ada lima alasan utama publik memilih partai politik. Sebanyak 20,8 persen memilih karena kerja partai bermanfaat untuk masyarakat.

Sebanyak 20,4 memilih parpol karena suka dengan tokoh atau kader partainya. Lalu, sebanyak 17,8 persen memilih partai pilihan itu sejak dulu.

Lalu 7,3 persen responden memilih karenacmerasa partai dekat dengan rakyat. Di samping itu, 6,8 persen pemilih melakukan pemilihan karena merasa partai sesuai hati nurani.

[video] Pandangan PDIP Terhadap Rekonsiliasi

Tak ambil pusing

PDIP mengaku tak ambil pusing dengan hasil survei Indo Barometer. Menurutnya, PDIP akan terus menyiapkan kader sebaik mungkin menuju 2024.

"Ini kan pemilu masih panjang segala kemungkinan masih terjadi. Maka dari partai politik terus bekerja untuk rakyat kemudian kader-kader dipercaya di eksekutif, legislatif pusat maupun daerah bekerja untuk pekerjaan rakyat dan menyatu dengan masyarakat," kata politikus PDIP Masinton Pasaribu soal hasil survei tersebut, Ahad (23/2).

Menurut Masinton, PDIP dalam sejarahnya bukan hanya didirikan untuk kepentingan elektoral. Namun, menurut Masinton, PDIP terus menyiapkan kader-kader untuk elektoral.

"Sejak 2014 memang kami mengalami peningkatan. Ini bukan pekerjaan mudah di tengah era reformasi partai politik untuk mempertahankan kemenangan," ujar dia.

Masinton pun menyatakan, PDIP akan menyiapkan kader terbaiknya untuk 2024. Proses persiapan kader itu, diakui Masinton, memang perlu waktu yang tidak sebentar.

"Ya tentu untuk memunculkan nama di publik itu kan juga butuh waktu dan memang karena diakui oleh publik. Jadi kalau masalah popularitas dan elektabilitas itu kan ini pemilu masih panjang masih bisa digenjot sampai 2024," ujar anggota Komisi III DPR RI itu.

Ketua DPP Bidang Politik dan Keamanan PDIP Puan Maharani mengaku bersyukur dengan tingginya elektabilitas partainya berdasarkan hasil survei. Menurutnya, ini menjadi tantangan PDIP untuk menghadapi pemilihan umum (Pemilu) 2024.

"Ini tantangan bagi PDIP bagaimana menjaga kepercayaan rakyat tersebut agar bisa, InsyaAllah kita buktikan di 2024," ujar Puan di Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (24/2).

Kendati demikian, ia menilai hasil survei juga sebagai beban bagi PDIP. Sebab itu, tanda bahwa partai berlambang banteng itu harus mempertahankan dan bahkan meningkatkan jumlah dukungannya.

"Tantangan dan beban bagi PDIP karena baru selesai 2019 ini udah seperti ini, Alhamdulillah bahwa kalau kemudian pemilu dilakukan bulan depan maka PDIP akan menang lagi," ujar Puan.

Terkait kader yang akan diusung dalam Pilpres 2024, PDIP mengaku belum membahas hal tersebut. Namun, hasil survei tersebut disebutnya akan dijadikan kajian jelang menghadapi kontestasi.

"Ini tapi kan hanya menjadi salah satu pandangan, masukan. Bahwa ada hasil survei seperti ini, kalau kita mau bicara pilpres itu masih lama masih 2024," ujar Puan.

photo
9 Parpol Lolos ke Senayan

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement