Rabu 26 Feb 2020 19:42 WIB

RI Negara Maju, Maruf: Predikat Harus Cocok dengan Kenyataan

Indonesia sudah dikeluarkan dari daftar negara berkembang oleh Amerika Serikat.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Andri Saubani
Wakil Presiden RI yang juga Ketua Umum MUI, KH. Ma
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Wakil Presiden RI yang juga Ketua Umum MUI, KH. Ma

REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALPINANG -- Wakil Presiden Ma'ruf Amin menilai upaya menekan angka kemiskinan dan pertumbuhan anak kerdil (stunting) harus terus ditingkatkan. Apalagi saat ini, Indonesia sudah dikeluarkan dari daftar negara berkembang oleh Amerika Serikat, dan kini dikategorikan sebagai negara maju.

Karena itu, kata Ma'ruf, angka kemiskinan dan stunting di Indonesia harus rendah. Sedangkan, angka stunting nasional saat ini masih di angka 27,6 persen dan kemiskinan masih 9 persen.

Baca Juga

"Sekarang nama dan predikatnya sudah negara maju, tapi jangan sampai  antara nama dan kenyataannya enggak cocok, namanya maju kok kemiskinan masih tinggi, namanya maju kok stunting masih tinggi," ujar Ma'ruf saat berdialog dengan masyarakat terkait program pencegahan stunting di Balitong Resort, Bangka, Rabu (26/2).

Karena itu, lanjut Ma'ruf, berbagai upaya harus dilakukan untuk menekan angka kemiskinan dan stunting yang ditargetkan Pemerintah turun menjadi 14 persen untuk stunting dan 6,5-7 persen untuk kemiskinan hingga 2024. Ia pun meminta keterlibatan keterlibatan semua stakeholder mulai dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, swasta dan masyarakat untuk menggenjot upaya tersebut.