Kamis 27 Feb 2020 02:14 WIB

KUII Momentum Ulama dan Cendekiawan Mewujudkan yang Terbaik

MUI sebagai mitra kritis loyalis pemerintah dalam rangka mewuju dkan cita-cita bangsa

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Fakhruddin
Wakil Presiden RI yang juga Ketua Umum MUI, KH. Ma
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Wakil Presiden RI yang juga Ketua Umum MUI, KH. Ma

REPUBLIKA.CO.ID,PANGKAL PINANG -- Kongres Umat Islam Indonesia (KUII) merupakan agenda lima tahunan yang tidak mungkin bisa dipisahkan dari agenda MUI. Wakil Ketua Umum MUI, KH Muhyiddin Junaidi dalam pidato saat Pembukaan KUII ke-VII mengatakan MUI sebagai mitra kritis loyalis selalu berada bersama pemerintah dalam rangka mewujudkan cita-cita bangsa dan negara Indonesia yang besar.

Karena itu MUI merasakan bahwa KUII ini merupakan momentum terbaik bagi para ulama  dan cendekiawan Muslim untuk saling munadaroh, muhawaroh dan mudakaroh. "Guna mewujudkan sesuatu yang terbaik, persembahan yang akan kita berikan ke pemerintah," ujar Muhyiddin, Rabu (26/2).

Kongres Umat Islam Indonesia (KUII) VII dibuka oleh Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin di Hotel Novotel, Bangka Belitung pada Rabu (26/2). KUII bertema 'Strategi Perjuangan Umat Islam Indonesia Dalam Mewujudkan NKRI yang Maju, Adil dan Beradab' diselenggarakan atas keinginan luhur umat Islam.

Gubernur Bangka Belitung, Erzaldi Rosman Djohan dalam pidatonya menyampaikan rasa syukur kepada Allah. Karena hingga saat ini masih diberi kesempatan oleh Allah untuk silaturrahim dalam ukhuwah Islamiyah guna mengadakan KUII ke-VII di Bangka Belitung.

"Saya mewakili masyarakat Bangka Belitung menyambut dengan senang hati dan penuh gembira dan sangat mensyukuri nikmat ini yang tidak dimiliki provinsi lain, karena provinsi Bangka Belitung melayani banyak sekali para ulama, mudah-mudahan Allah ridha Bangka Belikung melayani umat ini lebih baik dan lebih maju," ujarnya.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement