REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Deputi Sistem dan Strategi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Bernadus Wisnu Widjaja menyatakan, untuk mengantisipasi datangnya banjir perlu adanya kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan. Caranya dengan merutinkan kembali kegiatan kerja bakti, khususnya membersihkan drainase.
"Menggiatkan kembali program kerja bakti di lingkungan masing-masing dengan membersihkan drainase, selokan, saluran air dan sungai di sekitar kita. Kemudian menghindari buang sampah ke sungai yang dapat menyumbat aliran air," ujar Wisnu saat mengisi pemaparan rapat akhir bulan kesiapsiagaan bencana tim pentahelix, di Graha BNPB, di Jakarta Timur, Jumat (28/2) sore.
Di tempat yang sama Kasubdit Perencanaan Direktorat Sungai dan Pantai Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PU PR) Bambang Heri Mulyono mengungkap banjir pada 23 Februari 2020 lalu terjadi di 83 titik. Dari sejumlah titik tersebut, 85,54 persen atau 71 titik disebabkan karena drainase sedangkan sisanya sistem sungai.
"Pada 25 Februari 2020 lalu, banjir terjadi di 76 titik, dengan rincian karena drainase 65 persen atau 30 titik, sisanya sistem sungai," katanya.
Untuk mengatasi banjir, ia menambahkan, pemerintah melakukan penanganan Sungai Ciliwung termasuk melakukan sodetan di sungai itu sepanjang 1,2 kilometer. Kendati demikian, ia menyebutkan pemerintah baru menyelesaikan sodetan sepanjang 600 meter. Kemudian sisanya ditargetkan selesai akhir tahun ini.
"Sebab, kendalanya mulai dari pembebasan lahan hingga anggaran," ujarnya.