Ahad 01 Mar 2020 16:28 WIB

BNPB: Jangan Terpancing Hoaks Terkait Virus Corona

BNPB mengingatkan masyarakat agar tidak terpancing hoaks terkait wabah virus corona.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Bayu Hermawan
Mencari obat penangkal infeksi virus corona tipe baru, Covid-19.
Foto: Republika
Mencari obat penangkal infeksi virus corona tipe baru, Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mewanti-wanti masyarakat agar tidak mudah termakan berita bohong atau hoaks mengenai penyebaran wabah virus corona (Covid-19). Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Bencana BNPB Agus Wibowo menilai, hoaks lebih berbahaya daripada penyebaran wabah virus yang sebenarnya.

Penetrasi internet dan penggunaan media sosial yang semakin tinggi membuat penyebaran hoaks terjadi begitu cepat. Pemerintah mencatat, terdapat 138 berita hoaks terkait virus corona yang tersebar di media sosial sejak 23 Januari 2020. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) membagikan daftar berita hoaks yang dirangkum hingga hingga Sabtu (29/2).

Baca Juga

Salah satu hoaks yang beredar berbunyi demikian, "Ada 280 jamaah dari Palembang dan Makassar di sini. Semua pada nangis 18 jamaah Indonesia dinyatakan positif terinfeksi virus corona, sekarang mereka semua 1 pesawat tidak diijinkan masuk Saudi harus dibawa pulang ke Indonesia". Hoaks tersebut disebarkan salah satu akun di media sosial yang dikutip dari Laporan Isu Hoaks Kominfo, Sabtu (29/2).

Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan dr Achmad Yurianto pun sudah mengonfirmasi bahwa berita kabar tersebut tidak benar. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Bencana BNPB, Agus Wibowo, memandang bahwa berita hoaks lebih berbahaya daripada penyebaran wabah virus yang sebenarnya.

"Melalui media sosial, pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab menyebarkan ketakutan dan kekhawatiran secara luas kepada publik. Masyarakat diimbau untuk tidak terpancing dengan berita hoaks dan tidak juga mem-posting atau pun meneruskan berita hoaks melalui medium apa pun kepada publik," jelas Agus dalam siaran persnya, Ahad (1/3).

Masyarakat pun diminta membangun kewaspadaan diri dan kesiapsiagaan melalui Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) untuk menghindari penyebaran virus corona. Agus menyampaikan Germas ini bisa dilakukan dengan mencuci tangan dengan sabun, menggunakan masker bila batuk atau bersin, berhenti merokok, hingga makan dengan gizi seimbang.

"Apabila kita sakit flu, kita menghargai orang lain dengan menggunakan masker sehingga orang sekitar kita tidak tertular," kata Agus.

Pantuan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) per 1 Maret 2020, wabah penyakit yang disebabkan virus corona telah tersebar di 59 negara. Kasus kematian telah mencapai angka 2.976, sedangkan kasus terkonfirmasi jumlah jiwa yang terinfeksi virus 86.927. Lima besar jumlah kasus warga terinfeksi virus Corona setelah Tiongkok yaitu di Korea Selatan 3.526, Italia 1.128, Iran 593 dan Jepang 239, sedangkan di Cina sendiri berjumlah 79.968.

Sementara itu, sebanyak 188 WNI yang bekerja sebagai anak buah kapal (ABK) kapal World Dream sudah berada di Pulau Sebaru, di Kepulauan Seribu. Berdasarkan informasi dari Kementerian Luar Negeri, sebanyak 68 ABK kapal Diamond Princes akan dipulangkan pada malam atau dini hari nanti ke Indonesia untuk menjalani observasi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement