Ahad 01 Mar 2020 16:35 WIB

DPR akan Bentuk Panja Ketahanan Negara Hadapi Virus Corona

DPR akan membentuk panja ketahanan negara untuk hadapi virus corona.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Bayu Hermawan
Virus corona jenis baru atau Covid-19.
Foto: Republika
Virus corona jenis baru atau Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi I DPR Bobby Adithya Rizaldy mengatakan, DPR bakal membentuk panitia kerja (panja) Ketahanan Negara untuk virus Corona. Nantinya militer akan dilibatkan dalam penanganan virus Corona.

"Mulainya ada kajian, kajian itu di tahun 2009, waktu itu kan ada SARS, ada Ebola, itu sudah jadi kajian umum, bahwa pandemic influenza itu harus dikelola oleh pemerintah negara masing-masing, tapi disitu ada militer, dan disitu bagaimana militer terlibat," kata Bobby dalam diskusi di Menteng, Jakarta, Ahad (1/3).

Baca Juga

Bobby yang merupakan salah satu penggagas panja tersebut menuturkan pelibatan militer dalam membantu penanganan virus Corona juga dilakukan beberapa negara. Diantaranya yaitu Jepang, Jerman, dan Amerika.

"Jadi ini adalah best practice dalam satu bulan ini kita amati, kalau sipil sudah tidak mampu paling tidak kita memastikan infrastruktur lembaga instrumen militer ini siap menghadapi keadaan terburuk," ujarnya.

Politikus Partai Golkar tersebut mengatakan lewat panja tersebut DPR ingin memastikan bahwa ada instrumen negara yang mengkaji aspek ketahanan nasional terhadap dampak dari virus Corona. Selain itu DPR juga ingin memastikan, kapasitas lembaga negara seperti BIN, Lemhanas, juga memiliki tingkat kesiapsiagaan untuk menghadapai situasi darurat tersebut.

"Panja ini kita harapkan juga tidak terlalu berlama-lama, ikan sepat ikan gabus ikan lele, lebih cepat lebih bagus tidak bertele-tele. Kalau bisa diselesaikan dalam satu masa sidang itu bagus, tapi kalau pun tidak ya kami upayakan tidak lebih dari dua kali masa sidang," ungkapnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement