Senin 02 Mar 2020 20:36 WIB

Dampak Corona, BI tak Revisi Target Inflasi Tahun Ini

Ada empat alasan bank sentral tidak merevisi target inflasi tahun ini.

Rep: Novita Intan/ Red: Agus Yulianto
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo.
Foto: Puspa Perwitasari/Antara
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia menyatakan tidak akan merevisi target inflasi pada kisaran sasaran tiga plus minus satu persen. Hal ini menyusul munculnya dampak virus corona yang memengaruhi perekonomian global termasuk Indonesia. 

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan, ada empat alasan bank sentral tidak merevisi target inflasi tahun ini. Pertama, permintaan masih lebih rendah dari kapasitas produksi. 

"Kesenjangan output yang dianggap masih negatif itu membuat dampak kenaikan permintaan terhadap inflasi sangat kecil," ujarnya saat konferensi pers di Gedung Bank  Indonesia, Jakarta, Senin (2/3).

Kedua harga-harga impor juga turun atau rendah, sehingga dampak harga impor terhadap inflasi itu juga rendah. Ketiga dampak fluktuasi rupiah terhadap inflasi juga relatif rendah. 

Perry menyakini pelemahan rupiah sementara akibat kenaikan credit default swap (CDS) bukan karena fundamental, melainkan lebih karena investor global yang 'ramai' menarik dananya (risk off).

"Jadi (investor) lepas dulu, Insya Allah akan beli (lagi). Keseluruhan kita yakini rupiah akan bergerak stabil dan dampak ke inflasi rendah," ucapnya.

Menurutnya pelemahan nilai tukar rupiah akibat virus corona lebih rendah ketimbang pelemahan mata uang dolar Singapura dan Amerika Serikat secara year to date (ytd). Hal ini berdampak terhadap perdagangan Indonesia terhadap global juga masih rendah

"Sebenarnya Indonesia itu paling rendah dampak ekonominya dibandingkan dengan negara-negara lain seperti Jepang, Korea, Singapura dan Malaysia. Karena tingkat perdagangan kita secara global maupun dengan Tiongkok itu lebih rendah," ucapnya.

Keempat, koordinasi antara Bank Indonesia, pemerintah pusat dan pemerintah daerah melalui Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) sangat erat. Sekaligus dalam mengatasi gangguan jangka pendek akibat berkurangnya pasokan.

"Kemarin sudah diatasi (kelangkaan) bawang putih, minyak goreng, dan ke depannya (memastikan) pasokan beras cukup. Itu langkah koordinasi yang erat di pusat dan daerah, insyaallah inflasi tahun ini terjaga di kisaran sasaran 3 plus minus 1 persen," ucapnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement