REPUBLIKA.CO.ID Rasulullah SAW senantiasa mengajarkan umatnya untuk bersyukur. Keteladanan tersebut beliau contohkan dengan aksi nyata. Rasulullah SAW tak pernah bosan beribadah meminta ampunan meski dosa-dosa beliau sudah terampuni.
Seorang sahabat bernama Atha suatu hari menemui Aisyah RA. Lalu, dia bertanya, “Beri tahukanlah kepadaku sesuatu yang menakjubkan dari Rasulullah SAW.” Mendengar pertanyaan itu, tiba-tiba Aisyah menangis. Lalu, Aisyah berkata, “Bagaimana tak menakjubkan. Pada suatu malam beliau mendatangiku, lalu pergi bersamaku ke tempat tidur dan berselimut hingga kulitku menempel dengan kulitnya."
Kemudian Rasulullah berkata, "Wahai putri Abu Bakar, biarkanlah aku beribadah kepada Tuhanmu." Aisyah menjawab, "Saya senang berdekatan dengan Anda. Akan tetapi, saya tidak akan menghalangi keinginan Anda." Rasulullah lalu mengambil tempat air dan berwudhu, tanpa menuangkan banyak air.
"Nabi SAW pun shalat, lalu menangis hingga air matanya bercucuran membasahi dadanya. Beliau rukuk, lalu menangis. Beliau sujud, lalu menangis. Beliau berdiri lagi, lalu menangis. Begitu seterusnya hingga sahabat bernama Bilal datang dan aku mempersilakannya masuk," kata Aisyah.
"Ya Rasullulah, apa yang membuat Anda menangis? Padahal, Allah telah mengampuni dosa-dosa Anda yang lalu maupun yang akan datang," tanya Aisyah. “Tak bolehkah aku menghendaki agar menjadi seorang hamba yang bersyukur?” ungkap Nabi SAW.
Kisah yang tercantum dalam kitab Mukasyafah al-Qulub: Al-Muqarrib ila Hadhrah Allam al-Ghuyub Fi ’Ilm at-Tashawwuf karya Imam al-Ghazali itu mengandung pesan bahwa umat manusia harus selalu mensyukuri setiap nikmat yang dianugerahkan Allah SWT.
Pentingnya bersyukur telah dijelaskan dalam surah Ibrahim ayat 17. Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku) maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.”