REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Merebaknya wabah virus corona malah membuat harga batu bara terkerek. Kementerian ESDM mematok Harga Batubara Acuan pada Maret sebesar 67,08 dolar AS per ton.
Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi Publik dan Kerja sama Kementerian ESDM, Agung Pribadi menjelaskan kenaikan harga batu bara karena meningkatnya permintaan batubara dari China. Selain karena wabah virus memang dari segi momen saat ini masih momen libur awal tahun di China, sehingga banyak tambang batu baranya yang belum beroperasi. Kondisi ini membuat pasokan batu bara dari negeri tirai bambu berkurang.
"Belum mulai beroperasinya kembali tambang batubara di China setelah libur tahun baru imlek dan adanya penyebaran virus sehingga berkurangnya suplai batu bara dari China," kata Agung di Jakarta, Kamis (5/3).
Berkurangnya pasokan batu bara dari China juga diiringi dengan meningkatnya permintaan batu bara dari beberapa negara, utamanya adalah negara-negara dikawasan Asia. "Kenaikan harga juga dipengaruhi naiknya permintaan dari Jepang, India sama Korea Selatan, walau naik sedikit kali kelihatannya (kenaikannya)," jelas Agung.
HBA bulan Maret ditetapkan sebesar 67,08 dolar AS per ton atau naik tipis 0,3 persen dibandingkan HBA pada Februari 66,89 dolar AS per ton yang juga meningkat dibandingkan Januari yakni 65,93 dolar AS per ton.