Sabtu 07 Mar 2020 14:45 WIB

Gambar Horor Jadi Petunjuk Motif Pembunuhan Bocah APA

Polisi mendalami sejumlah gambar horor yang dibuat oleh pelaku pembunuhan bocah APA.

Konferensi pers terkait kasus pembunuhan bocah lima tahun yang dilakukan oleh seorang remaja. Dalam konferensi pers di Mapolres Jakarta Pusat, Sabtu (7/3) itu polisi menunjukan sejumlah barang bukti berupa gambar dan tulisan curahan hati dari tersangka.
Foto: Flori Sidebang
Konferensi pers terkait kasus pembunuhan bocah lima tahun yang dilakukan oleh seorang remaja. Dalam konferensi pers di Mapolres Jakarta Pusat, Sabtu (7/3) itu polisi menunjukan sejumlah barang bukti berupa gambar dan tulisan curahan hati dari tersangka.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pihak kepolisian mendalami sejumlah gambar yang dibuat NF (15), pelaku pembunuhan terhadap APA (5) di wilayah Sawah Besar, Jakarta Pusat. Polisi mengatakan, NF melakukan pembunuhan karena terinspirasi dari film-film yang ditontonnya.

"Semua masih didalami, tapi pengakuan awal tersangka sering nonton film horor Chuky (film horor). Dia senang nonton film horor dan itu memang hobinya," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunussaat pemimpin gelar perkara di Mapolrestro Jakarta Pusat, Sabtu (7/3).

Baca Juga

Coretan tangan tersangka berupa karakter fiksi kartun menjadi petunjuk lain bagi polisi untuk mengungkap bahwa NF adalah pelaku pembunuhan yang sebenarnya.

Tokoh kartun yang tersirat menggunakan pensil pada tumpukan beberapa kertas jenis HVS A4 itu di antaranya adalah The Slender Man. Ada juga beberapa karakter anime perempuan dengan raut wajah yang sedang menangis.

Dikutip dari Wikipedia, The Slender Man adalah karakter fiksi dari meme internet yang muncul kali pertama di Forum Something Awful oleh pengguna Eric Knudsen dengan nama Victor Surge pada 2009. Karakter fiksi ini digambarkan seperti pria tipis tinggi tanpa wajah, mempunyai tentakel dan mengenakan pakaian hitam dengan dasi merah.

The Slender Man dikisahkan suka menculik atau melukai orang, terutama anak-anak. Setelah lengannya terentang, korbannya lalu dihipnotis, hingga korban tak berdaya.

Selain tokoh fiksi horor, polisi juga memperoleh petunjuk berupa curahan hati NF dalam selembar kertas bertuliskan "Mau siksa baby dengan senang hati, atau gak tega".

Polisi telah melibatkan pakar untuk mengungkap keterkaitan coretan gambar yang dibuat tersangka dengan peristiwa pembunuhan korban berinisial APA (5).

"Kenapa ada niat, kami dalami dari berbagai catatan tersangka, ini adalah salah satu tokoh favoritnya, Slender Man, tokoh kartun horor," katanya.

Yusri mengatakan, pada Kamis (5/3) pukul 11.00 WIB jasad APA ditemukan dalam kondisi terikat tali dan mulut tersumpal tisu di dalam lemari pakaian kamar tersangka.

Sebelumnya, seorang remaja berinisial NF (15 tahun) diduga tega membunuh APA (5) karena terinspirasi dari sebuah film pembunuhan. Peristiwa itu diketahui terjadi di rumah NF di wilayah Sawah Besar, Jakarta Pusat, Kamis (5/3).

Awalnya, korbam APA datang ke rumah tersangka untuk bermain. Tersangka kemudian menyuruh korban mengambil mainan yang ada di dalam bak mandi. Namun, tersangka justru membunuh korban dengan cukup keji, yakni ditenggelamkan ke dalam bak mandi selama lima menit. Setelah itu, tersangka juga mencekik leher korban. Tidak sampai di situ, korban pun diikat dan dimasukkan ke dalam lemari.

Kepada polisi, tersangka mengaku memiliki niat untuk membuang jenazah korban. Namun, tersangka mengurungkan niatnya itu dan memilih untuk menyimpan jenazah korban dalam lemari di kamarnya.

Usai melakukan perbuatan keji itu, keesokan harinya tersangka tetap melakukan aktivitas seperti biasa. Namun, saat dalam perjalanan menuju sekolah, tersangka memutuskan menyerahkan diri ke Polsek Taman Sari, Jakarta Barat. Tersangka dan kasus ini akhrinya dilimpahkan ke Polsek Sawah Besar, Jakarta Pusat lantaran tempat kejadian perkara berada di wilayah polsek tersebut.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement