REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Ikatan Guru Indonesia (IGI) Muhammad Ramli Rahim merasa kecewa dengan perubahan format pertemuan forum organisasi penggerak. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akan mengadakan pertemuan dengan para organisasi pelatihan guru, tetapi formatnya diganti menjadi pertemuan daring.
Pemberitahuan perubahan ini dilakukan hari H-1 acara yang akan dilakukan pada Selasa (10/3). Ia menilai pembatalan ini begitu tiba-tiba sehingga merugikan organisasi pelatihan guru yang sudah siap untuk datang.
Sebanyak 200 organisasi penggerak yang diundang oleh Kemendikbud berasal dari luar Jabodetabek dan mayoritas sudah membeli tiket pesawat. "Oleh Kemdikbud peserta diminta menanggung biaya transportasi masing-masing sehingga tentu saja hal ini merugikan kawan-kawan organisasi penggerak," kata Ramli, Senin (9/3).
Alasan Kemendikbud mengubah format pertemuan ini yakni peraturan yang menganjurkan untuk mengindari mengumpulkan orang banyak karena COVID-19. Hingga Senin (9/3) jumlah orang yang positif terjangkit virus ini di Indonesia meningkat menjadi 19 orang.
Kendati demikian, ia mengatakan, Kemendikbud bisa mengubah format pertemuan ini sejak jauh-jauh hari. Sebab, ia mengatakan, COVID-19 bukanlah sesuatu yang baru di Indonesia, melainkan sudah diumumkan sejak pekan lalu.
Sejak beberapa hari yang lalu, anjuran untuk mengurangi kegiatan yang mengharuskan melakukan pertemuan banyak orang sudah ada. Di sisi lain, ia juga menilai, perubahan format menjadi pertemuan daring mestinya tidak perlu dilakukan.
Pertemuan organisasi penggerak merupakan salah satu kebijakan baru berkaitan peningkatan kualitas guru oleh Kemendikbud. Sebelumnya, Kemendikbud membuka pendaftaran bagi organisasi pelatihan guru atau lembaga nirlaba yang selama ini berkecimpung di dalam dunia pendidikan. Organisasi yang telah mendaftar lalu diseleksi dan seharusnya dilakukan pertemuan pada esok hari.