Rabu 11 Mar 2020 22:04 WIB

Budaya Patriarki Marjinalkan Perempuan di Panggung Politik

Kaum perempuan Jawa Barat selalu ingin maju dalam segala bidang.

Rep: Djoko Suceno / Red: Agus Yulianto
Menteri PPPA, Bintang Puspayoga saat membuka Workshop Percepatan Pencapaian Keterwakilan Perempuan 30 Persen di Pemilu 2024 di Kota Bandung(Dok Kementrian PPPA)
Foto: Dok Kementrian PPPA
Menteri PPPA, Bintang Puspayoga saat membuka Workshop Percepatan Pencapaian Keterwakilan Perempuan 30 Persen di Pemilu 2024 di Kota Bandung(Dok Kementrian PPPA)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga, mengatakan, masih termajinalkannya posisi perempuan di panggung politik Tanah Air karena kentalnya budaya patriarki. Melekatnya sistem sosial yang menempatkan laki-laki sebagai pemegang kekuasaan utama (patriarki)  membuat perempuan harus berjuang ekstra untuk memenuhi keterwakilannya di kursi parlemen.

‘’Perjuangan bagi perempuan untuk duduk di kursi parlemen tidak terlepas dari peran internal dan peran eksternal, termasuk dukungan dari keluarga,” ujar dia.

Menteri Bintang mengungkapkan, hal tersebut pada Workshop Percepatan Pencapaian Keterwakilan Perempuan 30 Persen di Pemilu Legislatif Tahun 2024. Kegiatan tersebut diselenggarakan oleh Kaukus Perempuan Politik Indonesia (KPPI) Jawa Barat yang diselenggarakan di Kota Bandung, Rabu (11/3).

‘’Satu hal yang harus perempuan Indonesia pegang adalah konstitusi Republik Indonesia (Undang-Undang Dasar 1945) telah menjamin hak-hak yang sama antara laki-laki dan perempuan, termasuk hak untuk mengemukakan pendapat. Maka, tidak ada yang membatasi kiprah perempuan di kancah legislatif,’’ ujar dia.

Sejauh ini, kata Bintang, kesadaran masyarakat terus meningkat untuk memercayakan nasib bangsa ini kepada para Srikandi Indonesia. Hal ini , kata dia, terbukti dengan keberadaan lima orang menteri perempuan di pemerintahan saat ini.

Selain itu, imbuh dia, Ketua DPR RI saat ini juga diduduki oleh perempuan. Berdasarkan data dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada hasil Pemilu 2019, keterwakilan perempuan di DPR RI sebesar 20,8 persen atau 120 dari 575 anggota, dan anggota perempuan pada DPD RI telah mencapai 30,88 persen.

Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum mengatakan, kaum perempuan Jawa Barat selalu ingin maju dalam segala bidang, termasuk di bidang politik. Ia mencontohkan, sebanyak 20 persen anggota DPRD Jabar adalah perempuan. Hal ini berarti masyarakat  Jawa Barat sudah lebih melek politik dibanding dengan periode sebelumnya.

‘’Untuk meningkatkan kualitas hidup perempuan, Pemprov  Jawa Barat  menggagas Sekolah Perempuan Capai Impian dan Cita-Cita (Sekoper Cinta) yang baru saja meluluskan wisudawatinya,’’ ujar dia.

Anggota Komisi IX DPR RI, Saniatul Lativa yang juga anggota KPPI mengatakan, dukungan, restu,  dan kepercayaan keluarga juga menjadi kunci penting bagi perempuan untuk terjun ke dunia politik .

"Sebelum terjun ke dunia politik, saya telah mendapat restu dan dukungan dari keluarga. Jika ingin mendukung perempuan di dunia politik atau di ranah publik, keluarga harus memberikan dukungan yang total bagi mereka, jangan setengah - setengah. Begitu pun sebaliknya, kita juga harus menjaga kepercayaan dari keluarga bahwa kita benar - benar bekerja dan mengabdi bagi negara," tutur dia. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement