REPUBLIKA.CO.ID, LIVERPOOL -- Harapan Liverpool mempertahankan gelar Liga Champions akhir pupus, setelah disingkirkan Atletico Madrid. The Reds yang butuh kemenangan untuk bisa membalikan keadaan dari kekalahan pada leg pertama, justru tumbang 3-2 di Anfield. Hasil ini membuat Los Rojiblancos unggul agregat 4-2 untuk melaju ke babak perempat final.
Keberhasilan Atletico mendepak juara bertahan Liga Champions itu berkat aksi heroik Marcos Llorente dan kiper Jan Oblak. Liverpool membuktikan diri sebagai jawara kompetisi tertinggi antar klub di Eropa, saat Wijnaldum menjebol gawang Atletico di babak pertama. Sehingga memaksa pertandingan dilanjutkan lewat perpanjangan waktu. Liverpool bisa saja mengakhiri pertandingan dalam waktu 90 menit.
Namun, kiper Jan Oblak jadi pahlawan. Pemain berdarah Slovenia itu melakukan beberapa penyelamatan krusial, khususnya peluang emas yang dimiliki Sadio Mane, Roberto Firminho dan Oxlade-Chamberlain. Dalam statistik menunjukan, Liverpool melesatkan 12 tendangan ke arah gawang, dan delapan di antaranya diblok oleh kiper berusia 27 tahun tersebut.
Aksi heroik Oblak itu pun membuatnya terpilih Man of the Match oleh UEFA. Pelatih Atletico, Diego Simeone bahkan menyamakan Oblak sebagai Lionel Messi di Barcelona. Messi, lanjut dia, selalu memberikan solusi dalam menyerang. Sementara Oblak, jadi benteng tim di kala bertahan. ''Tak diragukan lagi bahwa kami punya kiper terbaik di dunia.
Namun, apalah artinya penampilan apik Oblak kalau Llorente tak mencetak gol. Karena Atletico akan tetap tersingkir seandainya Llorente tak melunturkan semangat penggawa the Reds, yang sempat unggul 2-0. Kehadiran Llorente bak pahlawan bagi Los Colchoneros. Masuk menggantikan Diego Costa pada menit 56, ia jadi penyelamat timnya. Pemain asli Spanyol itu memperkecil ketertinggalan Atletico jadi 2-1, usai memanfaatkan kesalahan kiper Adrian.
Tak butuh waktu lama bagi Llorente untuk menorehkan dua gol dalam satu pertandingan pertamanya, saat tendangan terukurnya dari luar kotak penalti membuat skor jadi 2-2. Sebelum Alvaro Morata mencetak gol kemenangan jelang akhir pertandingan. Kalau saja Costa tahu besarnya kontribusi pemain berusia 25 tahun tersebut, ia tak akan marah-marah saat ditarik keluar oleh Simeone. ''Llorente merevolusi tim,'' kata Simeone.
Manajer Liverpool Juergen Klopp, mengungkapkan penyebab kekalahan timnya oleh Atletico Madrid pada leg kedua babak 16 besar Liga Champions. Meski timnya sempat unggul 2-0, namun Los Rojiblancos mampu membalikan keadaan jadi 2-3 di akhir perpanjangan waktu. Menurut Klopp, setelah gol kedua di awal babak perpanjangan waktu, pemainnya terlihat kelelahan.
Ia mengatakan, selama pertandingan berjalan 90 menit, semuanya berjalan natural. Namun pada babak perpanjangan waktu, umpan-umpan yang dilakukan pemain the Reds mulai kekurangan akurasi. Padahal, ia ingin ada umpan langsung ke tengah gawang seperti gol pertama yang dicetak Giorginio Wijnaldum. ''Para pemain melupakan itu (pada extra time). Kesalahan utama kami adalah tidak mencetak gol selama 90 menit, tapi di extra time,'' kata Klopp, dikutip dari laman resmi UEFA, Kamis (12/3).
Selama 90 menit, lanjut pelatih asal Jerman tersebut, pemainnya tampil sangat baik, terbukti dari gol-gol yang tercipta. Namun, ia mengaku tak percaya harus kebobolan tiga gol dengan proses yang sulit ia jelaskan. Gelandang Liverpool, Jordan Henderson, mengaku sangat kecewa dengan kekalahan ini.
Padahal, ia menilai performa Liverpool secara keseluruhan sangat baik dengan intensitas yang dibutuhkan. Namun sayang, tiga gol yang bersarang ke gawang Adrian membuat penampilan apik Mohamed Salah cs jadi tidak berarti. ''Kami sangat senang dengan performa malam ini, tapi gol-gol itu sangat mengecewakan,'' ungkap gelandang berusia 30 tahun tersebut.