Ahad 15 Mar 2020 09:39 WIB

Prancis Tutup Menara Eiffel, Kafe, Hingga Bioskop

Seluruh sekolah di Prancis diliburkan dan karyawan perusahaan diminta kerja di rumah.

Rep: Puti Almas/ Red: Nur Aini
Pengumuman tentang virus corona di Mullhouse, Prancis, Senin (9/3).(AP Photo/Jean-Francois Badias)
Foto: AP Photo/Jean-Francois Badias
Pengumuman tentang virus corona di Mullhouse, Prancis, Senin (9/3).(AP Photo/Jean-Francois Badias)

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS — Pemerintah Prancis memberlakukan penutupan Menara Eiffel, serta seluruh kafe, restoran, bioskop, dan area publik lainnya sementara waktu, sebagai upaya mengendalikan penyebaran virus corona jenis baru (Covid-19) yang dimulai pada Ahad (15/3). Sejauh ini tercatat ada 3.600 kasus infeksi yang dikonfirmasi di negara itu. 

Sebelumnya, Pemerintah Prancis juga melarang adanya pertemuan yang melibatkan orang-orang dalam jumlah besar, yaitu lebih dari 100. Seluruh sekolah diliburkan dan perusahaan-perusahaan diminta untuk mengizinkan para karyawannya untuk bekerja di rumah. 

Baca Juga

Meski demikian, Prancis akan tetap meneruskan pemilihan umum lokal (nationwide municipal elections) yang dijadwalkan untuk digelar pada Ahad (15/3) hari ini. Namun, ada beberapa ketentuan dalam pemilihan ini yaitu setiap orang akan berada pada jarak yang aman, serta berbagai permukaan benda di lokasi pemilihan dipastikan bersih. Pemilih juga disarankan membawa pena mereka masing-masing untuk menandatangani daftar pemilih. 

Selain Prancis, Spanyol saat ini menjadi negara terbaru di Eropa yang memberlakukan lockdown kepada seluruh warga. Dalam pidato yang disiarkan secara nasional, Perdana Menteri Pedro Sanchez merinci tindakan luar biasa yang diberlakukan sebagai bagian dari keadaaan darurat untuk memerangi wabah virus corona jenis baru. 

Istri Sanchez, Begona Gomez sendiri telah dinyatakan positif Covid-19. Kemudian dua menteri dalam kabinet pemerintahan Spanyol juga dilaporkan positif terinfeksi virus corona. 

Pembatasan serupa telah diberlakukan di Italia, negara dengan kasus Covid-19 tertinggi di Eropa, sekaligus kedua terbesar di luar daratan China. Warga hanya diizinkan meninggalkan rumah mereka untuk membeli makanan dan obat-obatan, pergi bekerja, pergi ke rumah sakit dan bank, serta melakukan perjalanan yang berkaitan untuk merawat orang tua atau anak-anak. Seluruh sekolah dan universitas ditutup, demikian dengan restoran, bar, hotel, dan bisnis ritel lainnya. 

Sejauh ini jumlah kematian akibat COVID-19 di Italia telah mencapai lebih dari 1.400. Secara keseluruhan kasus infeksi virus corona jenis baru di Italia telah menjadi lebih dari 21 ribu. Banyak kota di negara itu, termasuk Ibu Kota Roma dan Milan memutuskan untuk menutup area publik seperti taman bermain dan taman lainnya. 

Sejak isolasi diberlakukan, orang-orang di Italia pada siang hari sering terlihat berada di balkon, teras atau kebun rumah mereka, atau mencondongkan kepala dari jendela meeka untuk bertepuk tangan selama beberapa menit sebagai tanda terima kasih kepada para pekerja medis. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement