REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Pemerintah Palestina mengumumkan tiga kasus baru virus corona di kota Betlehem, Tepi Barat, pada Sabtu (14/3) waktu setempat. Juru Bicara Pemerintah Palestina, Ibrahim Melhem seperti dilansir dari Anadolu Agency mengatakan, total warga yang terinfeksi virus corona di Tepi Barat yakni 38 orang.
Pihak berwenang Palestina mencatat kasus virus corona pertama di Betlehem terjadi pada 5 Maret. Setelah muncul di Wuhan, Cina, pada Desember, virus corona yang dikenal sebagai Covid-19 itu telah menyebar ke lebih dari 120 negara dan wilayah.
Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh menyatakan Palestina dan Yordania sedang mempertimbangkan penutupan perbatasan bersama. Hal itu dilakukan guna mengantisipasi meluasnya penyebaran Covid-19.
Menurut Shtayyeh, saat ini otoritas Palestina dan Yordania masih melakukan kontak secara intens. "Kita mungkin dipaksa, dalam koordinasi dengan pihak Israel, untuk menutup jembatan (perbatasan) dalam beberapa hari mendatang, dan mudah-mudahan kita tidak perlu melakukan itu," ujarnya.
Pekan lalu, Kementerian Kesehatan Palestina menyatakan keadaan darurat medis di Betlehem dan Jericho di Tepi Barat. Hal itu dilakukan setelah mereka mencurigai adanya sejumlah orang yang terinfeksi Covid-19. Mereka menginap di Angel Hotel di Beit Jala di Betlehem. Hotel tersebut pun telah dikarantina.
Jumlah kematian global akibat virus corona sekarang lebih dari 5.400, dengan lebih dari 142.000 kasus. Organisasi Kesehatan Dunia telah menyatakan wabah virus corona sebagai pandemi.