Ahad 15 Mar 2020 16:25 WIB

Virus Corona Berpotensi Tekan Ekspor Indonesia 6,8 Persen

Terjadi penurunan ekspor ke Cina hingga 211,9 juta dolar AS pada Januari

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Friska Yolandha
Ilustrasi ekspor impor.(ANTARA FOTO/Didik Suhartono)
Foto: ANTARA FOTO/Didik Suhartono
Ilustrasi ekspor impor.(ANTARA FOTO/Didik Suhartono)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ekonom Institute for Development of Economic and Finance (Indef) Ahmad Heri Firdaus memproyeksikan, wabah virus corona (Covid-19) berpotensi menurunkan kinerja ekspor Indonesia hingga 6,8 persen pada tahun ini. Besaran ini disampaikannya dengan menggunakan kalkulasi Global Trade Analysis Project (GTAP) dalam diskusi online Indef, Ahad (15/3). 

Heri mengatakan, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor nonmigas Indonesia mencapai 17 persen atau menjadi yang tertinggi dibandingkan ekspor ke negara lain. Sementara itu, BPS mencatat, terjadi penurunan ekspor ke Cina hingga 211,9 juta dolar AS pada Januari dibandingkan Desember 2019.

Penyebabnya, penurunan permintaan Cina terhadap produk Indonesia yang merupakan dampak dari penyebaran virus corona. "Oleh karena itu, dampaknya akan sangat besar jika penurunan permintaan terus terjadi," tutur Heri saat dikonfirmasi Republika.co.id.

Untuk menekan dampak negatif tersebut, Heri menekankan, pemerintah harus melakukan kebijakan di luar paket yang sudah dikeluarkan pemerintah baru-baru ini. Ia menilai, dibutuhkan strategi jangka pendek untuk mengupayakan agar produktivitas output industri dan perdagangan tetap tumbuh sesuai dengan target.