REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di zona merah pada perdagangan Selasa (17/3). Di awal perdagangan, indeks saham langsung terkoreksi sebesar dua persen ke posisi 4.594,11 dibandingkan penutupan sebelumnya di level 4.690,66.
Analis riset Artha Sekuritas Indonesia, Dennies Christopher, mengatakan pelemahan IHSG dipengaruhi kecemasan setelah The Fed kembali memangkas suku bunga. Pasar menilai kebijakan bank sentral Amerika Serikat tersebut merupakan salah satu tanda dari resesi. Hal ini pun memicu investor melakukan aksi jual di pasar saham.
Maka dari itu, pergerakan IHSG hari ini masih akan dipengaruhi data perekonomian terutama dari Amerika Serikat. Dennies memperkirakan indeks saham akan melanjutkan tren penurunan.
"IHSG diprediksi melemah. Secara teknikal tren bearish masih cukup kuat," kata Dennies, Selasa (17/3).
Di sisi lain, analis Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi, menyoroti adanya sentimen dalam negeri yang bakal mempengaruhi pergerakan bursa saham domestik. Menurutnya, investor masih menanti aksi pembelian kembali saham oleh emiten.
Di sisi lain, penyebaran wabah pandemik Covid-19 di Indonesia terutama di Jakarta membuat investor khawatir akan dampak sistemik terhadap keberlangsungan bisnis di ibukota. Meski demikian, Lanjar melihat, IHSG masih berpotensi rebound untuk jangka pendek.
"Pada perdagangan selanjutnya diperirakan IHSG bergerak direntang 4.615-4.770," tutup Lanjar.
Pergerakan IHSG pada hari ini sejalan dengan bursa utama Amerika. Pada perdagangan Senin (16/3) malam, indeks Dow Jones kembali terkoreksi dalam sebesar 12,93 persen. Nasdaq juga terjun payung sebesar 12,32 persen dan diikuti oleh S&P 500 yang anjlok sebesar 11,98 persen.
Demikian halnya dengan mayoritas bursa Asia. Pada pukul 09.30 WIB, indeks Shanghai Composite turun 1,74 persen, indeks Strait Times melemah 1,05 persen, indeks Hang Seng terkoreksi 0,93 persen dan Nikkei 225 menyusut 0,16 persen.