Rabu 18 Mar 2020 11:43 WIB

Bus Antar Jemput Gratis untuk Makmurkan Masjid Musyahadah

Bus antar jemput gratis ke masjid beroperasi lima waktu dalam sehari.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Muhammad Hafil
Bus Antar Jemput Gratis untuk Makmurkan Masjid Musyahadah
Foto: Febrian Fachri
Bus Antar Jemput Gratis untuk Makmurkan Masjid Musyahadah

REPUBLIKA.CO.ID, TANAH DATAR--Masjid Musyahadah di Jorong Tangah XX, Nagari Padang Laweh Malalo, Kecamatan Batipuh Selatan, Kabupaten Tanah Datar, Sumatra Barat punya cara tersendiri buat memakmurkan rumah Allah.  Masjid ini mengadakan satu bus untuk mengantar dan jemput jamaah secara gratis setiap waktu sholat. Bus tersebut beroperasi lima waktu dalam sehari.

Masjid Musyahadah terletak di lereng Bukit Patah Gigi. Yakni di antara lereng dengan Danau Singkarak. Untuk mencapai masjid, masyarakat dari pinggir danau memang harus berjalan beberapa ratus meter menaiki lereng. Hal itulah yang menjadi salah satu alasan pihak masjid mengadakan fasilitas bus gratis.

Baca Juga

"Bus ini diadakan oleh pengurus masjid dengan bantuan para donatur yang ada di kampung dan donatur di rantau," kata salah satu pengurus Masjid Musyahadah, Musmaini, kepada Republika belum lama ini.

Musmaini menyebut layanan antar jemput jamaah gratis lima waktu dalam sehari ini sudah sejak enam bulan yang lalu. Sejak bus ini ada, kata Musmaini, jumlah jamaah yang ikut solat lima waktu ke masjid cukup meningkat.  Selama ini warga, terlebih yang sudah lansia enggan solat berjamaah ke masjid karena tidak sanggup untuk jalan mendaki lereng.

Bus antar jemput jamaah di Masjid Musyahadah di Jorong Tangah XX ini jenis Mitsubishi L 300. BUs tersebut berwarna putih dan bergaris biru langit. Bus juga dilengkapi toa dan lampu merah layaknya ambulans.

Ketika bus sudah mulai berjalan berkeliling Jorong Tangah XX, sopir akan menyalakan kaset pengajian dengan pengeras suara sebagai penanda waktu solat sudah dekat dan bus siap menjemput jamaah. Maksimal sekali angkut, bus ini dapat membawa 13 orang jamaah. Ketika jamaah membludak, bus akan kembali menjemput setelah trip pertama.

Musmaini yang juga bertugas sebagai sopir tetap bus antar jemput jamaah ini mengatakan ia sudah mulai jalan sejak setengah jam sebelum waktu sholat masuk. Sejak layanan antar jemput jamaah ini ada, Musmaini melihat antusiasme warga untuk solat berjamaah ke masjid pada waktu subuh, maghrib dan Isya.

Zuhur dan Ashar tidak terlalu ramai karena warga masih beraktivits seperti ke sawah, ladang dan ada juga yang sehari-hari bekerja kantoran. Jamaah paling banyak ada ketika waktu maghrib.

Saat itu, Musmaini harus menjemput jamaah sampai empat kali. Penjemputan jamaah untuk waktu maghrib ini berbarengan buat sholat Isya. Artinya setelah solat maghrib selesai, jamaah tidak langsung pulang. Mereka tetap berada di masjid sembari menantikan waktu Isya. Menjelang Isya, jamaah ada yang solat sunat, membaca Alquran, atau ada juga yang cuma sekedar istirahat, bercengkrama dengan jamaah lain.

Di luar jadwal solat,  pada siang dan sore, bus juga akan berjalan untuk antar jemput siswa dan siswi TPA yang terletak di samping bangunan Masjid Musyahadah. Untuk TPA ini, Musmaini antar jemput sebanyak dua kali.

Saat Republika mendatangi Masjid Musyahadah, bertepatan dengan waktu solat Ashar. Musmaini baru saja selesai menjemput sekitar 8-9 orang jamaah keliling Jorong Tangah XX Padang Laweh Malalo. Setelah menurunkan semua jamaah dari bus, Musmaini memarkirkan busnya di depan masjid. Kemudian dia bergegas mengambil wudu, setelah itu ia azan. Karena pengurus lain kebetulan tidak bisa hadir, Musmaini juga bertindak sebagai imam sholat.

“Jadi selain saya digaji sebagai sopir, saya juga bantu kalau tak ada yang azan dan imam,” kata Musmaini.

Alhamdulillah, Sekarang Solat ke Masjid Tinggal Nunggu Bus

Nelisma (60) warga Tangah XX, Padag Laweh Malalo mengaku sangat bersyukur dirinya sekarang bisa rutin sholat lima waktu berjamaah ke masjid sejak ada bus antar jemput jamaah. Sebelum bus ini ada, Nelisma tidak setiap waktu solat ke masjid karena kondisi fisiknya tidak memungkinkan berjalan mendaki lereng ke masjid lima kali sehari.

Nelisma hanya sanggup ke masjid untuk waktu subuh dan Maghrib. Untuk zuhur dan ashar, Nelisma tidak ke masjid. Karena terkadang ia juga ada aktivitas ke sawah atau ke ladang. Nelisma sejak kecil memang sudah terbiasa sholat berjamaah ke masjid lima waktu. Selain menambah pahala solat, juga menjadi sarana silaturahim dengan warga kampung.

“Sebelum ada bus ini, saya solat di rumah saja. Karena kan sudah lima waktu selalu ke masjid jalan kaki, fisik saya sudah tidak kuat,” ujar Nelisma.

Nelisma bisa saja tidak bergantung kepada bus antar jemput bila ada orang yang mau mengantarkannya naik motor. Tapi sekarang di rumahnya tidak ada yang selalu siap mengantarkan ke masjid karena anak-anaknya ada yang sudah pergi merantau. Sementara ojek juga tidak banyak ada di kampungnya.

Yusnidar (80) yang juga warga Tangah XX Padang Laweh Malalo merasa dengan adanya bus layanan gratis antar jemput jamaah ini membuat dirinya tak lagi terlambat datang ke masjid. Sebelumnya, Yusnidar yang tinggal beberapa kilometre dari Masjid Musyahadah kerap telat dan menjadi makmum masbuk. Karena ia tak bisa buru-buru jalan kaki mengingat lokasi masjid di ketinggian.

“Dulu saya selalu jadi makmum masbuk. Sering terlambat. Sekarang sudah aman ada bus yang jemput,” ucap Yusnidar.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement