REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asian Development Bank (ADB) memberikan paket bantuan tahap awal senilai 6,5 miliar dolar AS. Paket bantuan ini untuk mengatasi keperluan mendesak dari negara-negara berkembang anggotanya dalam menghadapi pandemi virus corona atau Covid-19.
"Ini telah menjadi krisis global sehingga perlu aksi kuat di tingkat nasional kawasan dan dunia. Kami menyediakan dana pertolongan 6,5 miliar dolar AS untuk memenuhi kebutuhan dari negara-negara anggota,” kata Presiden ADB Masatsugu Asakawa dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis (19/3).
Paket itu mencakup 3,6 miliar dolar AS untuk operasi sektor publik bagi kegiatan kesehatan dan ekonomi dalam menghadapi Covid-19 dan 1,6 miliar dolar AS untuk operasi sektor swasta bagi UMKM, perdagangan domestik, serta perusahaan terdampak secara langsung.
ADB juga akan memobilisasi sekitar 1 miliar dolar AS dari sumber daya konsesional melalui relokasi beberapa proyek yang sedang berlangsung dan mengkaji kemungkinan kebutuhan yang darurat.
“ADB akan menyediakan 40 juta dolar AS untuk bantuan teknis dan hibah yang dapat disalurkan dengan cepat,” katanya.
ADB akan menyesuaikan instrumen pendanaan dan bisnis proses untuk menyediakan paket dukungan pada negara-negara berkembang anggota secara cepat dan fleksibel.
Masatsugu menyatakan jika disetujui oleh Dewan Direktur ADB maka penyesuaian itu mempercepat akses terhadap bantuan darurat bagi perekonomian yang memiliki keterbatasan fiskal, prosedur yang lebih ringkas untuk pemberian pinjaman berbasis kebijakan, dan sistem pengadaan universal yang fleksibel.
ADB turut memperkuat kolaborasi dengan International Monetary Fund (IMF), the World Bank, World Health Organization (WHO), dan badan-badan pendanaan bilateral untuk memastikan implementasi yang efektif dari upaya tanggap Covid-19.
ADB telah menyediakan lebih dari 225 miliar dolar AS untuk memenuhi kebutuhan darurat baik dari pemerintah maupun perusahaan di negara anggotanya yang berkembang.
Tanggap Covid-19 yang diluncurkan ADB sampai sekarang termasuk hibah 2 juta dolar AS untuk memperkuat upaya pencegahan, deteksi, dan tindakan terhadap penyakit menular di China dan sub-kawasan Mekong pada 7 Februari.
Kemudian, pinjaman swasta senilai 18,6 juta dolar AS untuk sebuah perusahaan distributor farmasi di Wuhan, China, agar dapat menyediakan kebutuhan medis dan perlengkapan pelindung pribadi pada 25 Februari.
Hibah kedua dengan alokasi tahap awal senilai 2 juta dolar AS untuk membantu negara berkembang anggota menghambat laju Covid-19 dan memperkuat ketahanan di bidang kesehatan pada 26 Februari.
ADB telah menyiapkan 200 juta dolar AS melalui Program Rantai Pasokan Finansial ADB bagi perusahaan yang memproduksi dan mendistribusikan obat-obatan serta perlengkapan lain untuk menghadapi Covid-19 pada 12 Maret.
Hibah 3 juta dolar AS untuk mendukung tanggap upaya Covid-19 oleh pemerintah Filipina termasuk untuk membeli kebutuhan medis darurat dan penyediaan layanan kesehatan yang efektif pada 13 Maret.
Hibah 600 ribu dolar AS dari Proyek Penguatan Sistem Kesehatan untuk membiayai upaya pencegahan dan tindakan di Sri Langka termasuk pengawasan penyakit dan penyediaan kebutuhan dan peralatan medis pada 13 Maret.
Hibah 100 ribu dolar AS direalokasikan dari Proyek Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak Terpadu di Tajikistan untuk membiayai upaya pencegahan dan mitigasi Covid-19, kebutuhan medis, dan alat-alat penunjang pada 13 Maret.
Lalu, 1,4 juta dolar AS direalokasikan dari Proyek Pengembangan Sektor Kesehatan Kelima di Mongolia untuk pengadaan peralatan medis esensial bagi deteksi awal, layanan darurat, dan pengelolaan penyakit pernafasan akut pada 18 Maret.
ADB juga menyetujui bantuan teknis skala kecil senilai 225 ribu dolar AS untuk memperkuat kapasitas nasional Mongolia dalam mencegah dan menangani penyakit menular.