Sabtu 21 Mar 2020 14:26 WIB

Corona Cetak Sejarah Baru Box Office

Wabah corona buat box office berada di posisi terendah sepanjang sejarah.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Nora Azizah
Wabah corona buat box office berada di posisi terendah sepanjang sejarah (Foto: ilustrasi bioskop sepi penonton)
Foto: Wallpaper Flare
Wabah corona buat box office berada di posisi terendah sepanjang sejarah (Foto: ilustrasi bioskop sepi penonton)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wabah corona membuat box office film Amerika Utara mengalami posisi terendah yang belum pernah ada dalam sejarah. Ketika teater di seluruh negeri tutup, penjualan hampir tidak ada. Hal ini menjadi level terendah selama 20 tahun terakhir.

Menurut The Hollywood Reporter, penjualan box office hanya 300 ribu dolar AS. Sebaliknya, pada waktu yang sama tahun lalu, penjualan tiket di Amerika Utara menghasilkan pendapatan sekitar 10,7 juta dolar AS.

Baca Juga

Kondisi itu menandai penurunan bersejarah 97 persen dari tahun ke tahun. Untuk menunjukkan seberapa cepat situasi virus corona mempengaruhi industri, media itu melaporkan bahwa pekan lalu, total pendapatan box office adalah 7,7 juta dolar AS.

Diperkirakan hanya 440 teater di Amerika Serikat yang tetap buka sepanjang pekan. Dilansir melalui Fox News pada Sabtu (21/3), awal pekan ini, bioskop AS ditutup secara nasional, termasuk jaringan terbesar AMC Theatres dan Regal Cinemas.

Penutupan mengikuti pedoman federal terhadap pertemuan lebih dari 10 orang. Hollywood telah menunda hampir semua rilis film pada Maret hingga Mei.

Sementara itu, beberapa studio memindahkan rilis baru mereka ke platform on-demand, sebuah terobosan langka dari jendela teater tradisional 90 hari. Universal mengumumkan bahwa “The Hunt ,” “Invisible Man,” dan “Emma” dirilis untuk ditonton di rumah pada Jumat.

Pada Rabu lalu, Sony Pictures mengatakan film thriller sci-fi aktor Vin Diesel “Bloodshot” tersedia untuk pembelian digital. Sebagai hasil dari kepindahan ke video, THR mencatat Disney dan Pixar “Onward” unggul pada box office selama sepekan, tetapi film itu hanya memperoleh pendapatan 61.529 dolar AS dibandingkan dengan 2,2 juta dolar AS seminggu yang lalu.

National Association of Theatre Owners (NATO), yakni kelompok perdagangan yang mewakili sebagian besar bioskop industri, meminta bantuan federal segera untuk 150 ribu bioskop dan karyawan. Teater meminta pinjaman untuk karyawan dan dana kompensasi hilangnya tiket penjualan dan konsesi.

Organisasi itu mengatakan industri bioskop sangat rentan terhadap krisis. Pihaknya mengklaim bioskop membutuhkan bantuan menghadapi penutupan total hampir dua hingga tiga bulan.

“Ini adalah tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk bisnis,” kata Presiden dan Kepala Eksekutif NATO, John Fithian.

Dia menyuarakan hal itu ke Kongres dan Gedung Putih mennjelaskan masalah pada lembaga budaya sebagai tempat orang berkumpul. Fithian tidak memberikan jumlah dolar spesifik untuk bantuan, tetapi teater dapat diselamatkan dengan bantuan sekecil apapun.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement