REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Perdana Menteri Inggris Boris Johnson memperingatkan bahwa Badan Kesehatan Nasional Inggris (NHS) bisa kewalahan memerangi COVID-19 hanya dalam dua minggu. Hal ini seperti yang dialami sistem kesehatan Italia.
Jumlah orang yang meninggal di Italia akibat virus corona baru itu pada Sabtu (21/3) mendekati angka 5.000 sementara di Inggris sebanyak 233. Dalam pernyataan yang dimuat Sunday Telegraph dan beberapa surat kabar lainnya yang terbit Ahad (22/3), Johnson kembali meminta masyarakat Inggris untuk tinggal di rumah agar dapat menghentikan penyebaran virus tersebut.
"Kecuali kalau kita bertindak bersama, kecuali kita menjalankan usaha nasional secara heroik dan bersama-sama untuk memperlambat penyebaran, sangat mungkin bahwa NHS kita sendiri juga akan kewalahan," katanya.
"Italia punya sistem perawatan kesehatan yang luar biasa, tetapi dokter-dokter dan perawat mereka masih saja kewalahan," ujar Johnson.
Ia menyarankan warga untuk menjauh dari kalangan manula selama perayaan Hari Ibu pada 22 Maret. "Satu-satunya hadiah terbaik yang bisa kita berikan... adalah menghindarkan mereka dari risiko terkena penyakit yang sangat berbahaya," katanya.
Sebelumnya, Inggris mendesak 1,5 juta orang untuk jangan keluar rumah demi melindungi diri dari virus tersebut. Mereka adalah orang-orang diidentifikasi oleh NHS jauh lebih berisiko mengidap penyakit parah jika mereka terkena virus corona.
Pada Jumat, Johnson secara efektif mengarantina Inggris dengan memerintahkan tempat-tempat hiburan, restoran, teater, bioskop dan pusat kebugaran untuk menutup kegiatan dalam upaya memerangi virus. Toko-toko juga mulai tutup.