REPUBLIKA.CO.ID, Musisi Inggris Bruno Major segera merilis album keduanya pada 5 Juni 2020. Karya berjudul To Let A Good Thing Die itu memuat 10 lagu, termasuk satu tembang berjudul sama seperti albumnya.
Karya mendatang akan menjadi kumpulan berbagai kisah indah. Lewat pernyataan resminya, Major menjelaskan, dia mengemas narasi tentang hubungan manusia, cinta, patah hati, serta renungan eksistensial pada karya musiknya.
Pria kelahiran 1988 itu kembali menunjukkan keahliannya dalam merangkai lirik dan musik secara kontemporer, perwujudan kisah klasik masa kini pada zaman modern. Menurut dia, album yang diproduksi di bawah naungan label Awal Recordings itu amat personal.
Album yang sudah tersedia via pemesanan pre-order itu memperkenalkan deretan tembang, seperti "The Most Beautiful Thing", "Nothing", "Old Fashioned", dan "I'll Sleep When I'm Older". Sebagai pembuka, Major meluncurkan single pertama berjudul "Old Soul".
Bagi Mayor, "Old Soul" menggambarkan periode fana dan letih yang sering muncul setelah berakhirnya suatu hubungan romansa. Hal itu berbarengan dengan penerimaan seseorang yang patah hati terhadap realitas yang ada.
"Lagu ini adalah ode setelah putus cinta di mana kita meratapi diri sendiri, tinggal di rumah selama tiga pekan, tidak mau bersosialisasi. Kita semua pernah ada pada masa itu," kata Bruno lewat pernyataan resminya, baru-baru ini.
Dia memulai lagu dengan entakan drum dari drum kit, kemudian diisi dengan aransemen manis gubahan Major dan Phairo, koproduser lagu. Major bercerita, lagu itu semula dia tulis bersama musisi Xamvolo saat berada di dapur.
Video musik "Old Soul" arahan sutradara Tom Ewbank sudah bisa disimak di kanal Youtube. Tayangan menggabungkan berbagai cuplikan pertunjukan Bruno di seluruh dunia, termasuk konsernya di Evolutionary Arts Hackney (EartH) London, Inggris.
Inspirasi Major dalam berkarya merupakan kombinasi pengalaman pribadi serta berbagai hal yang dia jumpai. Obrolan yang terdengar di jalan, kata-kata kekasih atau teman, potongan kalimat pada karya sastra dan film, serta apa pun yang terlintas di alam bawah sadar bisa memantik idenya.
Dia menganggap, lagu-lagunya berbicara secara umum dan kolektif, tetapi juga bisa secara personal untuk para pendengar. Kedekatan tulus demikian sudah dibangun Major sejak album debutnya yang rilis pada 2017, A Song for Every Moon.
Untuk mewujudkan proyek musik perdana silam, Major menghabiskan satu tahun merekam dan merilis lagu baru setiap bulan, mencerminkan perubahan inspirasinya setiap musim. Album itu mendapat tempat di hati pencinta musik global dengan lebih dari 400 juta streaming.
Tembang "Easily" dari album pertama amat populer dan merajai tangga lagu Amerika Serikat dan Kanada. Dalam pembuatan karyanya, Major mendapat dukungan dari Sam Smith, Hailey Bieber, Lianne La Havas, Kourtney Kardashian, Shawn Mendes, dan Charlie Puth.
Selama 18 bulan terakhir, Bruno telah melakukan tur internasional ke Australia, Eropa, Asia, Inggris, dan Amerika Serikat. Dia tampil debut di televisi pada acara "Late Late Show with James Corden" serta debut festival di Bonnaroo Music & Arts Festival.
Pencapaian lainnya adalah menjadi musisi pembuka dalam konser Sam Smith selama tur arena di Eropa. Penyanyi yang mendalami genre pop, R&B, serta jaz itu juga menyapa penggemar Indonesia dengan tampil di Java Jazz Festival 2020 akhir bulan lalu.
Major tampil pada hari pertama dan kedua Java Jazz. Pada kesempatan itu, sang musisi mengaku senang bisa kembali datang ke Jakarta. Dia mengajak penonton bernyanyi bersama dengan membawakan "Just the Same", "Giant Steps", "Going Home", serta belasan lagu lainnya.