Kamis 26 Mar 2020 15:14 WIB

50 Orang Tenaga Medis di Jakarta Tertular Covid-19

Lima puluh tenaga medis yang tertular Covid-19 tersebar di 24 rumah sakit.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Indira Rezkisari
Sebanyak 50 orang tenaga medis di Jakarta dipastikan telah terinfeksi Covid-19.
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Sebanyak 50 orang tenaga medis di Jakarta dipastikan telah terinfeksi Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua II gugus tugas Covid-19 Provinsi DKI Jakarta, Catur Laswanto, mengungkapkan, penanganan virus corona (Covid-19) di Jakarta menjadikan tenaga medis sebagai garda terdepan mencegah Covid-19. Kondisi tersebut membuat setidaknya 50 orang tenaga medis di Jakarta tertular Covid-19.

"Lima puluh orang tenaga medis yang terpapar Covid-19 tersebut tersebar di 24 rumah sakit," kata Catur dalam konferensi pers di Balai Kota, Kamis (26/3).

Baca Juga

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menambahkan, tenaga medis merupakan garda terdepan dalam menghadapi wabah Covid-19 ini. Karena mereka yang berada paling depan, pekerjaannya paling keras dan berat. Risikonya pun paling besar.

"Jadi, angka itu menggambarkan betapa besarnya risiko mereka dan ditambah ada dua yang meninggal dan ini terjadi di 24 rumah sakit di seluruh Jakarta," kata Anies.

Anies berjanji akan memberi dukungan terhadap tenaga medis di Jakarta. Sebab, dukungan ini mutlak dibutuhkan. Untuk perlindungan warga dan tenaga medis, semua APD (alat pelindung diri) yang lengkap akan disiapkan. Selain itu, akan ada rapid test yang diprioritaskan untuk seluruh tenaga medis.

"Sehingga, mereka, para tenaga medis di Jakarta, memiliki rasa tenang, dan juga bila ada gejala awal, mereka cepat bisa tertangani," ungkap Anies.

Terkait dengan pembaruan data terkini Covid-19, sampai hari ini pasien yang positif Covid-19 di Jakarta mencapai 495 orang. Mereka yang dinyatakan sudah sembuh sebanyak 29 orang, sedangkan dinyatakan meninggal sebanyak 48 orang. Sementara itu, jumlah orang dalam pemantauan sampai hari ini mencapai 1.850 orang.

Adapun yang masih dipantau berjumlah 457 orang, sedangkan yang selesai dipantau berjumlah 1393 orang. Sementara itu, pasien dalam pengawasan atau PDP berjumlah 895 orang. Pasien yang masih dirawat berjumlah 291 orang, sedangkan yang sudah pulang atau dinyatakan sembuh sebanyak 604 orang.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement