REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah diminta mendahulukan keamanan dan kesehatan masyarakat di atas urusan ekonomi. Sebab, pergerakan ekonomi pun tergantung pada kondisi masyarakat.
Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Mohammad Fadhil Hasan mengatakan, pemerintah harus fokus menyelamatkan nyawa masyarakat dari Covid-19. Ia menilai, karantina wilayah bisa menjadi salah satu jawaban menghambat penyebaran virus tersebut.
Ia mengutip pernyataan dari presiden sebuah negara di Afrika, ekonomi bisa dibangun kembali tapi tidak demikian dengan orang yang sudah mati. Saat ini, tidak hanya perekonomian Indonesia yang terpuruk, tapi juga berbagai negara di dunia akibat Covid-19.
"Harus dipahami, sekarang bukan saatnya lagi memikirkan ekonomi over health masyarakat. Ekonomi kita bisa recovery, cepat atau lambat kan tergantung respon semua di skala internasional, nasional, dan lokal," kata Fadhil, Ahad (29/3).
Fadhil menegaskan, pemerintah harus berpirinsip mendahulukan kepentingan kesehatan dan keselamatan masyarakat. Sehingga, mestinya tidak ada kebingungan memilih antara ekonomi atau kesehatan.
Di saat masyarakat tidak sehat, maka perekonomian akan ikut menurun. Namun, ketika masyarakat dijamin kesehatan dan keamanannya, perekonomian akan ikut meningkat seiring dengan kebijakan yang diambil.
"Di saat kita melakukan upaya pencegahan penyebaran penyelamatan, pada saat bersamaan kita juga sudah melakukan penyelamatan ekonomi," kata Fadhil menambahkan.
Ia mengungkapkan, konsekuensi memang akan timbul apabila dilakukan karantina wilayah, seperti pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat. Terkait hal ini, pemerintah harus mempersiapkannya terlebih dahulu.
Pemerintah sebelum melakukan karantina wilayah harus memastikan tersedianya kebutuhan dasar, pokok, dan logistik. "Harus sudah siap terlebih dahulu sebelum kebijakan karantina wilayah terbatas. Itu suatu persyaratan, necessary condition," kata Fadhil.