REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pandemi Corona yang melanda secara luas di tingkat global, merupakan salah satu bentuk ujian dari Allah SWT. Sebagai hamba yang beriman, tentu penting membaca pandemi ini sebagai sebuah ujian yang mesti dihadapi.
Tokoh maestro sufi Jalaluddin Rumi dikenal dengan karya-karya puisinya yang menakjubkan tentang Tuhan. Salah satu puisi sufi juga seolah membangunkan semangat di kala hati dan jiwa tertimpa kesulitan.
Dalam buku Belajar Hidup dari Rumi karya Haidar Baghir disebutkan, Jalaluddin Rumi menggambarkan bagaimana harusnya manusia menjalani kesulitan dalam ujian yang diberikan Allah. Sebab adanya ujian itu merupakan jalan untuk menguatkan bagi manusia itu sendiri. Rumi menjabarkannya dalam puisi sebagaimana berikut:
Wujud manusia adalah rumah penginapan
Setiap pagi tamu baru
Kegembiraan, kesumpekan, kekejaman
Kadang kesadaran-kesadaran sesaat tiba sebagai tamu kejutan
Sambut dan jamu semua
Bahkan jika itu tumpukan kesedihan,
Yang ganas sapu semua perkakas rumahmu
Boleh jadi ia bersihkan dirimu demi pesona baru
Kesumpekan, rasa malu, kelicikan
Songsong di pintu dengan tawa
Ajak masuk
Syukuri apa saja yang datang
Karena semua diutus
Sebagai pandu dari sana.
Jika ujian direnungkan dan diambil hikmahnya, maka kesulitan itu sesungguhnya dapat mematangkan jiwa kita, manusia. Ujian dapat memberikan pencerahan. Keserbaadaan (zona nyaman) justru menurut Rumi dapat melenakan manusia.