Senin 30 Mar 2020 05:31 WIB

Inggris Diperkirakan Kembali Normal dalam 6 Bulan

Pemerintah akan meninjau langkah lockdown untuk pertama kalinya dalam tiga pekan.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Hiru Muhammad
Pejalan kaki mengenakan masker di Regents Park di London, Inggris, Senin (23/3). Pemerintah Inggris mendorong warga jaga jarak satu sama lain untuk menghentikan penyebaran virus corona.
Foto: AP Photo/Frank Augstein
Pejalan kaki mengenakan masker di Regents Park di London, Inggris, Senin (23/3). Pemerintah Inggris mendorong warga jaga jarak satu sama lain untuk menghentikan penyebaran virus corona.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Inggris memperkirakan waktu sekitar enam bulan dibutuhkan sebelum kehidupan di negara itu kembali ke normal akibat dampak pandemi Covid-19. "Ini tidak berarti kita akan lockdown total selama enam bulan," kata Wakil Kepala Petugas Medis Inggris Dr Jenny Harries dilansir di BBC, Senin (30/3).

Namun, dia menambahkan, Inggris harus bertanggung jawab dalam tindakannya dan mengurangi langkah-langkah jarak sosial secara bertahap. Kebijakan ini datang saat jumlah orang meninggal di Inggris akibat corona mencapai 1.228 orang.

Di antara mereka yang telah meninggal dengan virus ini adalah Amged El-Hawrani, seorang dokter dan pelatih telinga, hidung, dan tenggorokan berusia 55 tahun di Queen's Hospital Burton.  Kematiannya dikonfirmasi tak lama sebelum konferensi pers. Seorang konsultan transplantasi organ juga telah meninggal pada pekan lalu.

Dr Harries mengatakan, pemerintah akan meninjau langkah-langkah lockdown untuk pertama kalinya dalam tiga pekan. Namun, dia memperingatkan publik bahwa mereka tidak boleh tiba-tiba kembali ke cara hidup normal karena hal itu akan sangat berbahaya. Jika mereka berhenti sekarang, semua upaya pencegahan akan sia-sia dan Inggris berpotensi mengalami puncak kasus kedua. "Jadi, seiring waktu, mungkin selama enam bulan mendatang kami akan melakukan peninjauan tiga pekan," katanya.

Menurut dia, saat ini Inggris harus tetap menutup penularan, baru kemudian secara bertahap warga akan dapat dengan mudah menyesuaikan beberapa langkah sosial dan perlahan-lahan membuat semua kembali normal. "Tiga pekan untuk ditinjau. Dua atau tiga bulan untuk melihat apakah kita benar-benar berhasil menekan. Namun, sekitar tiga sampai enam bulan idealnya, dan banyak ketidakpastian dalam hal itu. Namun, kemudian untuk melihat pada titik mana kita benar-benar dapat kembali normal," katanya. Namun, Dr Harries juga menyatakan, akan masuk akal bahwa waktu yang dibutuhkan bisa lebih jauh dari itu.

Mengenai jumlah kematian akibat virus itu, ia menambahkan,  pihaknya mengantisipasi jumlah tersebut akan bertambah buruk selama satu hingga dua pekan mendatang. "Kami mencari untuk melihat apakah kami telah berhasil menekan kurva itu ke bawah dan kami mulai melihat sebuah penurunan," ujarnya. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement