REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau kesiapan Rumah Sakit Darurat di Pulau Galang, Kepulauan Riau, Rabu (1/4). Menurut Jokowi, rumah sakit darurat ini akan siap beroperasi pada Senin (6/4) depan.
Presiden mengakui, pembangunan rumah sakit darurat ini sempat terkendala selama beberapa hari. “Ini maksimal Senin sudah bisa dioperasikan. Memang ada keterlambatan 3-4 hari. Karena ada transportasi bahan material yang terkendala karena cuaca,” kata Jokowi saat meninjau RS Darurat di Pulau Galang.
Jokowi menyebut, RS Darurat ini juga disiapkan untuk mengantisipasi membludaknya pasien terjangkit virus corona di Jakarta. Wisma Atlet yang juga dijadikan sebagai rumah sakit darurat di Jakarta saat ini memiliki 2.400 bed. Namun baru 400 bed yang terpakai.
Sedangkan, RS Darurat di Pulau Galang memiliki 360 bed dengan 20 kamar isolasi yang dilengkapi dengan ICU dan 30 kamar isolasi tanpa ICU. “Ya semuanya ini memang kita rencanakan dan siapkan. Kita berharap tidak terjadi tapi paling tidak kita siap,” kata Jokowi.
Rumah sakit ini nantinya juga akan menjadi tempat karantina dan observasi bagi tenaga kerja WNI yang kembali pulang ke Tanah Air dari Malaysia. Sebab menurutnya, mobilitas WNI yang kembali ke Tanah Air ini juga cukup banyak. “Tapi kita juga harus tahu saat ini setiap hari ada mobilitas tenaga kerja Indonesia yang dari Malaysia pulang mudik. Ini harus dikontrol, harus diawasi dan dicek sehingga semuanya dalam keadaan bersih dan tidak membawa corona masuk ke desa,” ujar dia.
Setelah seluruh wabah corona ini berakhir, nantinya RS Darurat di Pulau Galang ini akan dialihkan fungsinya sebagai RS Penyakit Menular dan Riset Penyakit. Jokowi berharap, penambahan jumlah pasien terpapar corona tak semakin banyak sehingga rumah sakit ini nantinya tak perlu digunakan.
Sementara itu, Dirjen Cipta Karya Kementerian PUPR Danis Sumadilaga menjelaskan, RS Darurat di Pulau Galang ini dibangun di area seluas 16 hektare. “Pembangunan di Pulau Galang ini area 16 hektare. Terdiri atas zona A 2,4 hektare; zona B 13,6 hektare, total 16 ha,” jelas dia.
Danis mengatakan, rumah sakit darurat ini terbagi menjadi tiga zona. Zona pertama yakni zona A yang merupakan mess bagi para pegawai, perawat, dan juga dokter dengan 158 tempat tidur. Kemudian, terdapat juga bangunan penunjang berupa bangunan sterilisasi, farmasi, laundry, serta bangunan gizi. “Kita juga bangun untuk gedung dan power house. Ini zona A dengan progres 100 persen. Ini kerja sama kami dengan 2 BUMN,” kata Danis.
Bangunan utama di RS Darurat ini yakni berada di zona B. Zona B ini merupakan bangunan isolasi yang berisi 20 tempat tidur dan juga bangunan observasi dengan 340 tempat tidur. “Jadi kita membangun observasi plus observasi total 360 bed. Ini bangunan inti,” ungkapnya.
Selain bangunan itu, ada juga bangunan penunjang lainnya sebagai laboratorium satelit, farmasi, kamar jenazah, dan lainnya. Sedangkan zona C digunakan sebagai zona pengembangan jika diperlukan sewaktu-waktu.
Nantinya, pasien yang akan masuk ke rumah sakit ini akan menjalani screening test terlebih dahulu untuk memastikan status dan kondisinya. Danis mengatakan, RS Darurat di Pulau Galang ini dibangun selama 26 hari dengan proses pembangunan mencapai 96 persen. “Total 26 hari pembangunan sudah 96 persen. Kami juga bangun tiga helipad, sewaktu waktu pasien bisa diantar dengan helikopter,” tambah dia.