REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purwakarta mengalokasikan anggaran bantuan tunai sebesar Rp 18 miliar. Bantuan ini diberikan untuk meringankan beban masyarakat yang kurang mampu di tengah wabah Covid-19.
Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika mengatakan, Anne memilih menyalurkan bantuan berupa uang tunai agar roda perekonomian masyarakat bisa tetap berputar. Ia mencontohkan, dengan bantuan uang tunai, warga penerima bantuan bisa berbelanja di warung terdekat rumahnya. Sehingga, masih ada perputaran uang di lingkungan mereka.
“Jadi, uang di kita tidak keluar Purwakarta. Minimalnya, para pedagang kecil masih ada yang beli," kata Anne dalam siaran pers, Kamis (2/4).
Anne mengatakan, bantuan tersebut akan diberikan selama tiga bulan ke depan, yaitu April, Mei dan Juni 2020. Ada sekitar 33 ribu kepala keluarga (KK) yang berhak menerima bantuan tersebut. Perinciannya, sebanyak 9.000 KK miskin dil uar penerima program keluarga harapan (PKH) dan bantuan pangan nontunai (BNPT), serta 24 ribu KK kategori rawan miskin. “Tapi, anggaran kami terbatas, jadi hanya bisa menanggulangi 20 ribu KK saja,” kata dia.
Anne menyadari perekonomian masyarakat di wilayahnya mengalami kelesuan setelah mewabahnya virus corona. Apalagi, bagi masyarakat yang rawan miskin dan tak punya penghasilan tetap.
Ia mengaku sudah mengkhawatirkan timbulnya efek domino akibat corona sejak awal. Menurutnya wabah ini dapat menimbulkan masalah sosial yang menyangkut perekonomian masyarakat.
Atas alasan itu, Pemkab Purwakarta menyiapkan alokasi anggaran untuk penanganan masalah sosial tersebut. Bantuan berbentuk yang akan dikirim ke rumah masing-masing oleh petugas yang telah disiapkan pemkab.
“Untuk teknis distribusinya, setiap kepala keluarga penerima mendapat bantuan Rp 300 ribu per bulannya. Kemungkinan di pekan ketiga nanti bantuan tersebut bisa didistribusikan,” kata Anne.