Selasa 07 Apr 2020 16:38 WIB

Lima Pasien Positif Covid di Mimika Terkait Klaster Lembang

Satu peserta kegiatan keagamaan di Lembang meninggal dunia di Timika pada 16 Maret.

BMH Perwakilan Papua melakukan penyemprotan disinfektan di berbagai tempat di Jayapura, Merauke dan Timika. (ilustrasi)
Foto: Dok BMH
BMH Perwakilan Papua melakukan penyemprotan disinfektan di berbagai tempat di Jayapura, Merauke dan Timika. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TIMIKA -- Lima pasien dalam pengawasan (PDP) di Kabupaten Mimika, Provinsi Papua yang sudah terkonfirmasi positif tertular Covid-19 pada Ahad (5/4), seluruhnya berhubungan dengan salah satu peserta kegiatan keagamaan di Lembang, Jawa Barat. Satu peserta itu lebih dulu meninggal dunia di Timika pada 16 Maret lalu.

Juru Bicara Tim Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Kabupaten Mimika Reynold Ubra di Timika, Selasa (7/4), mengatakan baik pasien dalam pengawasan (PDP) maupun orang dalam pemantauan (ODP) lainnya yang hingga kini belum menjalani rapid test, semuanya terhubung dengan klaster Lembang.

Baca Juga

"Dari hasil tracing yang kami lakukan, mereka semua jelas hadir melayat dan ikut acara pemakaman salah satu peserta acara di Lembang yang meninggal dunia setelah kembali ke Timika. Demikian pun dengan lima PDP yang sekarang menjalani perawatan di RS Tembagapura dan lima PDP di RSUD Mimika punya hubungan dengan kejadian itu," kata Reynold.

Hingga saat ini tercatat sebanyak 244 warga Mimika masuk dalam status PDP, ODP dan OTG, dengan rincian (PDP) sebanyak 51 orang, ODP sebanyak 69 orang, dan OTG sebanyak 124 orang. Dua diantaranya telah meninggal dunia yaitu DL, pasien 03 positif tertular Covid-19 yang meninggal pada Jumat (3/4) dan LB berstatus PDP meninggal pada Senin (6/4).

Sampel swab LB baru dikirim ke Balitbangkes Provinsi Papua di Jayapura pada Senin (6/4) pagi. Direncanakan hasil pemeriksaannya baru akan diketahui pada Selasa petang nanti bersama empat sampel lainnya yang dikirim dari RSUD Mimika yaitu atas nama RH, RA, TS dan RS.

"Kami memprediksi dalam pekan ini hingga pekan depan akan muncul satu persatu kasus dengan melihat banyaknya ODP dan PDP di Mimika. Meskipun saat ini mereka belum menunjukkan tanda-tanda dan gejala, namun mereka berpotensi dapat menularkan virus ini kepada orang lain. Makanya social distancing dan phsychal distancing menjadi kunci utama untuk memutus mata rantai penularan Covid-19 ini," jelas Reynold.

Pemkab Mimika, katanya, juga menaruh perhatian serius terhadap penyebaran kasus Covid-19 yang sudah menjalar hingga ke wilayah Distrik Mimika Timur yaitu kawasan Marupujaya, Kampung Asmat dan kawasan Pelabuhan Pomako. Reynold menegaskan isolasi wilayah di wilayah Distrik Mimika Timur sangat diperlukan agar kasus Covid-19 tidak sampai menyebar ke kampung-kampung wilayah pesisir pantai dan pedalaman mengingat hampir seluruh penduduk yang bermukim di wilayah pesisir akses utama untuk memasuki Kota Timika melalui kawasan Pelabuhan Pomako.

Menyangkut status tokoh agama peserta kegiatan di Lembang Jawa Barat yang meninggal dunia di Timika pada 16 Maret dan hingga kini tidak dinyatakan sebagai pasien positif Covid-19, Reynold mengatakan, yang bersangkutan diketahui memiliki riwayat kontak erat dengan salah satu peserta di Bandung yang kemudian dinyatakan positif Covid-19 dan juga telah meninggal dunia pada 14 Maret.

Tim Gugus Tugas Pemkab Mimika melihat keterkaitan erat antara kasus kematian tokoh agama peserta kegiatan di Lembang pada 16 Maret dengan infeksi Covid-19 yang dialami pasien 02 dan pasien 03 serta salah satu warga yang meninggal pada 31 Maret di Rumah Sakit Mitra Masyarakat (RSMM).

"Sekian banyak orang yang kemarin dinyatakan positif mereka juga memiliki riwayat kontak erat saat pergi melayat dan ikut acara pemakaman. Saat ini ada lebih dari 200 data kontak tracing yang berkaitan dengan klaster Lembang itu sudah kami miliki," jelas Reynold.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement