Selasa 07 Apr 2020 18:37 WIB

Panen Raya Padi, Pemerintah Jaga Stabilisasi Harga

Pemerintah mengantisipasi agar harga gabah di tingkat petani tidak di bawah HPP.

Red: Gita Amanda
Hadapi Panen Raya,  pemerintah akan mengantisipasi jangan sampai harga gabah di tingkat petani jatuh di bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP).
Foto: Kementerian Pertanian
Hadapi Panen Raya, pemerintah akan mengantisipasi jangan sampai harga gabah di tingkat petani jatuh di bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertanian (Kementan) memperkirakan panen raya akan berlangsung April dengan luas panen sekitar 1,73 juta hektare (ha). Karena itu pemerintah akan mengantisipasi jangan sampai harga gabah di tingkat petani jatuh di bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP).

“Kita telah mengevaluasi panen dan produksi dan harga saat panen raya ini. Untuk diketahui sudah berlangsung sejak Maret awal, panen raya dan puncak panen akan terjadi pada April dengan luas 1,73 juta ha dengan produksi 5,27 juta ton beras,” kata Dirjen Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian, Suwandi saat video confrence dengan wartawan di Jakarta, Selasa (7/4).

Baca Juga

Panen padi lanjut Suwandi, akan berlanjut pada Mei dengan luas panen sekitar 1,38 juta ha atau setara dengan produksi 3,81 juta ton beras. Luas panen Mei ini masih lebih tinggi dari Maret lalu.  “Kita pemerintah, sesuai arahan Menteri Pertanian supaya mengantipasi dan melakukan stabilisasi harga jangan sampai harga gabah di bawah HPP atau mempertahakan harga sama dengan Maret, karena berdampak pada nilai tukar petani,” tuturnya.

Suwandi mengungkapkan, pihaknya sudah melakukan pemantauan di beberapa daerah terhadap kondisi di lapangan mengenai apa yang terjadi, termasuk luas panen sesuai proyeksi BPS dengan adanya dokumentasi di 166 kabupaten di 32 provinsi. Pemantauan itu didukung 720 foto panen open kamera, dan termasuk juga 113 video.