REPUBLIKA.CO.ID, BOGOTA -- Para aktivis dan pencinta binatang di Amerika Latin berupaya membantu satwa yang terabaikan. Ada banyak hewan yang ditinggalkan majikan di penampungan karena pemikiran salah bahwa hewan bisa menularkan virus kepada manusia.
Sebagian orang lainnya memberikan hewan peliharaan ke penampungan karena khawatir tidak bisa memberi makan satwa di tengah pandemi Covid-19. Karantina nasional yang bermula sejak Maret hingga 27 April memicu penelantaran binatang.
"Karena berita palsu dan kepanikan yang disebabkan oleh informasi yang salah, ada orang yang meninggalkan hewan peliharaan mereka," kata Andrea Padilla, anggota dewan hak-hak binatang di Bogota, Kolombia, dikutip dari laman Reuters, Selasa (8/4) waktu setempat.
Aktivis perempuan itu mengatakan, tersebar desas-desus di media sosial bahwa hewan peliharaan dapat menginfeksi manusia dengan virus Covid-19. Kementerian Kesehatan Kolombia menyanggah rumor dengan menjelaskan tidak ada bukti ilmiah.
Dalam sehari, rata-rata Padilla merespons 150 pesan WhatsApp mengenai berbagai kasus terkait hewan peliharaan. Permintaan pakan untuk hewan di penampungan serta laporan pengabaian meningkat dua kali lipat selama karantina.
Blanca Rodriguez, pengelola penampungan hewan di Usme, Bogota, mendapati lonjakan besar jumlah hewan yang ditinggalkan di wilayahnya. Peningkatan tersebut membuat penampungannya sekarang dihuni 24 kucing dan 60 anjing.
Rodriguez biasanya memberi makan hewan-hewannya dengan uang hasil donasi serta biaya yang diterima penampungan saat ada hewan yang diadopsi. Dia sangat terbantu dengan tambahan 43 kilogram pakan hewan peliharaan yang diberikan oleh Padilla.
"Mereka (para penjual) menaikkan harga pakan hewan peliharaan terlalu tinggi. Masih bisa didapatkan, tapi sekarang semakin sulit. Setidaknya saya bisa tidur nyenyak karena ada makanan untuk diberikan besok," ujar Rodriguez.