Kamis 09 Apr 2020 11:02 WIB

Bernie Sanders Mundur dari Bursa Capres Partai Demokrat

Bernie Sanders memutuskan mundur dari bursa capres Partai Demokrat, Rabu (8/4)

Rep: Fergi Nadira/Dwina Agustin/ Red: Christiyaningsih
Bernie Sanders memutuskan mundur dari bursa capres Partai Demokrat, Rabu (8/4). Ilustrasi.
Foto: AP Photo/ Cheryl Senter
Bernie Sanders memutuskan mundur dari bursa capres Partai Demokrat, Rabu (8/4). Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, VERMONT - Bernie Sanders memutuskan mundur dari bursa pencalonan presiden Amerika Serikat dari Partai Demokrat, Rabu (8/4). Pengumuman ini membuat saingannya dari Demokrat, Joe Biden, jadi penantang Presiden Donald Trump pada pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) November mendatang.

Sosialis Demokrat ini mengakui bahwa ia tidak lagi memiliki jalan menuju kemenangan setelah saingannya Biden mendapatkan kemenangan terus-menerus di beberapa negara bagian. Walau memutuskan mundur, dia berjanji akan bekerja sama dengan Biden untuk mengalahkan Trump.

Baca Juga

Senator dari Vermont ini mengatakan wabah virus corona yang telah membawanya keluar dari kampanye. Kondisi ini membatasi kemampuannya untuk melakukan kampanye karena pandemi membutuhkan respons luas dan perhatian mendesak di Kongres.

"Saya tidak bisa dengan hati nurani terus melancarkan kampanye yang tidak bisa menang, dan akan mengganggu pekerjaan penting yang diperlukan dari kita semua di waktu sulit ini," katanya dalam pidato yang disiarkan langsung kepada para pendukung dari kota asalnya di Burlington, Vermont.

Pria berusia 78 tahun itu menyebut mundur dari pertarungan adalah keputusan sulit dan menyakitkan. Namun, dia akan tetap memegang hak pilih dalam primary di masa depan dan terus mengumpulkan delegasi untuk mendorong agendanya. Beberapa isu yang didorong olehnya adalah anti-korporat populis, termasuk perawatan kesehatan yang dikelola pemerintah dan pajak untuk orang kaya.

Dalam kampanye, Sanders berjanji meningkatkan angka partisipasi pemilih muda, masyarakat minoritas, dan kelas pekerja. Kelompok-kelompok yang angka partisipasinya paling kecil dibandingkan kelompok masyarakat lain. Dukungan kuat masyarakat hispanik membawa Sanders memenangkan primary di Nevada dan California.

Namun Biden mengalahkannya di South Carolina dan memutar posisi keduanya. Terutama setelah mantan wakil Barack Obama itu berhasil memenangkan 10 dari 14 negara bagian di Super Tuesday.

Kepergian Sanders menjadi penutup untuk saingan Biden dari Partai Demokrat. Biden mengisyaratkan kesiapan untuk bertarung di pemilihan umum yang kuat dengan Trump. Tantangan yang kini dihadapi Biden adalah mencoba menyatukan sayap liberal dan moderat Partai Demokrat.

"Ini akan menjadi sangat kasar dan saya curiga kampanye yang cukup kejam," kata Biden di acara penggalangan dana daring setelah pengumuman Sanders.

Darurat kesehatan masyarakat karena Covid-19 mencegah kedua kandidat mengadakan acara kampanye secara pribadi. Sanders menghabiskan beberapa pekan terakhir menyampaikan melalui siaran langsung dan sesekali tampil di televisi.

Di saat bersamaan Sanders juga menghadapi seruan dari sesama Demokrat untuk keluar dari pencalonan dan membantu menyatukan partai di belakang Biden. Meskipun Biden berhati-hati untuk tidak menekan Sanders, ia sudah mulai bergerak maju seolah-olah pencalonan dari partai mereka telah berakhir.

sumber : Al Jazirah/Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement