Ahad 12 Apr 2020 09:55 WIB

Pemerintah Didesak Perhatikan Keselamatan Tenaga Medis

Ada 32 orang dokter dan 12 orang perawat yang meninggal dunia akibat corona.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Bilal Ramadhan
Seorang dokter berdiri di dalam salah satu ruang modular di Rumah Sakit Pertamina Jaya, Cempaka Putih, Jakarta.
Foto: M RISYAL HIDAYAT/ANTARA FOTO
Seorang dokter berdiri di dalam salah satu ruang modular di Rumah Sakit Pertamina Jaya, Cempaka Putih, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja Farmasi dan Kesehatan Reformasi (FSP FARKES/R) Idris Idham menyayangkan meninggalnya tenaga medis karena terinfeksi Covid-19. Idris meminta pemerintah lebih peduli dengan memperhatikan keselamatan petugas kesehatan.

Dari data yang diperolehnya, sudah ada 32 orang dokter dan 12 orang perawat yang meninggal dunia akibat corona. Salah satu penyebabnya ialah kekurangan alat pelindung diri (APD).

"Pemerintah harus lebih peduli, caranya dengan menyediakan APD yang memenuhi standard dengan jumlah yang mencukupi," kata Idris dalam siaran pers pada Ahad, (12/4).

Idris mengeluhkan di balik perjuangan keras tenaga medis masih saja berhadapan dengan stigma negatif masyarakat. Padahal petugas medis ialah garda terdepan menghadapi corona.

"Kami juga meminta masyarakat untuk tidak menjauhi para pejuang tenaga kesehatan. Jangan ada lagi yang dikeluarkan dari tempat kos, menjadi perbincangan atau gunjingan tetangga, bahkan yang sudah meninggal pun ditolak dikubur di TPU," ucap Idris.

FSP FARKES/R menyerukan kepada masyarakat mematuhi instruksi dari pemerintah untuk tetap di rumah. Sebab protokol untuk memutus mata rantai corona tidak akan berhasil jika masyarakat tidak disiplin.

"Kita semua harus bersatu padu untuk memerangi pandemi ini. Dengan tetap di rumah, berarti Anda sudah membantu kami (petugas medis), dan lebih besar lagi membantu Indonesia dan dunia dalam memenangkan pertarungan melawan corona," ujad Idris.

Idris juga menghimbau agar seluruh anggota FSP FARKES/R di seluruh Indonesia mengenakan pita hitam di lengan kanan mulai 13 sampai 15 April 2020. Aksi pita hitam ini sebagai belasungkawa atas banyaknya tenaga kesehatan korban Covid-19 sekaligus dukungan pada tenaga kesehatan sebagai pahlawan kemanusiaan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement