REPUBLIKA.CO.ID, TEMANGGUNG -- Bencana nasional wabah virus corona (Covid-19) memaksa
Satuan Tugas (Satgas) pencegahan di Desa Kedungumpul bekerja lebih keras untuk memastikan
upaya pencegahan terhadap wabah Covid-19. Apalagi potensi pemudik dari wilayah merah
seperti Jakarta cukup tinggi, membuat tingkat penularan semakin rentan.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, Fasilitator Rumah Zakat sekaligus Ketua Satgas Covid-19
Desa Kedungumpul, Anantiyo Widodo, langsung melakukan beberapa langkah usai mendapatkan
perintah dari Bupati Temanggung untuk membuat ruang karantina. "Serba mendadak, seperti terburu buru, namun memang harus melakukan langkah cepat agar tidak terlambat," ujar Anantiyo, beberapa waktu lalu.
Selain itu, Anantiyo juga melakukan pertemuan dengan Kepala Desa dan BPD serta kepala
dusun untuk menyekepakati lokasi karantina. Dari hasil pertemuan tersebut, disepakatilah 12
lokasi karantina yang terdiri dari 2 lokasi di pusat desa dan 10 lokasi di masing-masing dusun.
Pimpinan masyarakat dusun juga diberikan pengarahan oleh tim dari desa, guna mempercepat
proses persiapan lokasi karantina ini.
"Kami berharap tidak ada satupun pemudik yang akan menempati ruang karantina selama 14
hari," jelas Anantiyo.
Anantiyo juga mengimbau kepada calon pemudik agar mengurungkan niatnya untuk pulang
kampung. Hal tersebut bertujuan untuk mengurangi penularan dan supaya pemudik tidak
menjalankan karantina ketika sampai di desa.
"Sejauh ini semua orang yang dihubungi oleh RT setempat mau melaksanakan arahan, tentunya
kita akan berusaha mengambil solusi terbaik jika warga perantau terpaksa pulang karena
persoalan ekonom," jelas Anantiyo.