REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Tingkat pengangguran di Australia diperkirakan meningkat ke level tertinggi dalam seperempat abad terakhir, karena pandemi virus corona. Perdana Menteri Scott Morrison mengatakan, pemerintah memperkirakan pengangguran meningkat dua kali lipat dari 5,1 persen menjadi 10 persen pada akhir Juni.
Peningkatan angka pengangguran tersebut mencapai angka dua digit untuk pertama kalinya sejak 1994. Menurut Departemen Keuangan, kenaikan tingkat pengangguran 10 persen setara dengan 1,4 juta orang.
Morrison mengatakan, tingkat pengangguran bisa mencapai 15 persen jika pemerintah tidak memberikan bantuan paket ekonomi. Oleh karena itu, pemerintah Australia menggelontorkan paket ekonomi senilai 83,11 miliar dolar AS untuk membantu orang-orang yang kehilangan pekerjaan, perawatan anak, dan membantu perguruan tinggi.
"Ini merupakan krisis ganda, yakni krisis kesehatan dan krisis ekonomi. Ini merupakan pukulan besar yang berdampak serius pada perekonomian kita, dan berdampak pada mata pencaharian," ujar Morrison.
Lebih dari 800 ribu perusahaan telah menyatakan bahwa mereka membutuhkan bantuan pemerintah. Morrison mengatakan, apabila pembatasan sosial dicabut maka sebagai langkah awal pemerintah akan mengaktifkan kembali industri konstruksi, manufaktur, dan pertanian.
Para pejabat mengatakan, masih terlalu dini untuk mencabut aturan pembatasan sosial di tengah perlambatan pertumbuhan ekonomi. Wakil Kepala Petugas Medis, Tim Kelly mengatakan, Australia telah melaporkan penurunan kasus baru secara harian. Namun, para pejabat masih melihat kondisi selama enam bulan mendatang yakni hingga September. Selama jangka waktu tersebut, semua bisnis masih ditutup.
"Ini seperti maraton, mungkin ada beberapa peluang untuk mencabut beberapa pembatasan sebelum September, tapi kita harus tetap berada di jalur yang sesuai," ujar Kelly.