Selasa 14 Apr 2020 15:58 WIB

Pandemi Corona, Patung Ikonik di Brasil Berseragam Dokter

Patung Christ the Redeemeer Brasil pakai seragam dokter untuk hormati tenaga medis.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nur Aini
Patung pasir Christ the Redeemer yang merupakan ikon di Rio de Janerio memakai masker saat terjadinya wabah virus Corona di Pantai Copacabana, Rio de Janeiro, Brasil, Senin (6/4). Bagi sebagian orang, terutama orang tua dan orang dengan masalah kesehatan dapat menyebabkan penyakit yang lebih parah termasuk pneumonia.
Foto: AP Photo/Silvia Izquierdo
Patung pasir Christ the Redeemer yang merupakan ikon di Rio de Janerio memakai masker saat terjadinya wabah virus Corona di Pantai Copacabana, Rio de Janeiro, Brasil, Senin (6/4). Bagi sebagian orang, terutama orang tua dan orang dengan masalah kesehatan dapat menyebabkan penyakit yang lebih parah termasuk pneumonia.

REPUBLIKA.CO.ID, RIO DE JENEIRO -- Patung Christ the Redeemer dari Brasil disinari proyektor yang memperlihatkannya seperti seorang dokter pada perayaan Paskah, Ahad (12/4) malam. Tindakan tersebut merupakan penghormatan kepada pekerja kesehatan di garis depan dalam memerangi pandemi virus corona di seluruh dunia.

Bendera beberapa negara yang terkena dampak wabah juga diproyeksikan ke ikon yang menjulang di atas kota Rio de Janeiro itu. Pesan-pesan terima kasih dalam berbagai bahasa juga muncul di patung itu, sementara gambar-gambar para profesional medis yang memakai scrub dan masker juga diperlihatkan.

Baca Juga

Dikutip dari CNN, Uskup Agung Rio de Janeiro, Dom Orani Tempesta, melakukan misa di dasar patung selama pertunjukan cahaya. Dia melakukan penghormatan kepada para pekerja medis.

Slogan "Fique Em Casa" yang artinya "Di Rumah Saja"  diproyeksikan ke lengan patung. Itu adalah kedua kalinya monumen itu mendapatkan proyeksi dalam menanggapi pandemi.

Bulan lalu, gabungan dari berbagai bendera negara dipajang di patung itu, untuk mengenali negara-negara yang telah melaporkan kasus-kasus virus corona. Upaya tersebut memberikan semangat untuk bertahan melawan penyebaran virus yang meluas.

Universitas Johns Hopkins melaporkan, Brasil sejauh ini mencatat lebih dari 22.000 kasus Covid-19 dan 1.230 kematian.  Namun, Presiden Jair Bolsonaro tetap menjadi satu dari sedikit pemimpin dunia yang mengecilkan ancaman penyakit ini.

Pemimpin negara itu justru terus mendorong untuk mencabut kebijakan pembatasan sosial yang dilakukan oleh beberapa pemimpin daerah di Brasil. Bolsonaro memilih mengabaikan virus corona dan menyatakan itu hanya flu biasa yang dibesar-besarkan, sehingga bisa membuat ekonomi negara itu runtuh karena pembatasan yang diberlakukan. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement