REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur mencatat, impor masker ke wilayah setempat pada Maret 2020 meningkat signifikan. Bahkan peningkatannya mencapai 634,54 persen dibanding impor masker pada bulan sebelumnya. Tepatnya dari 6,51 ribu dolar AS pada Februari 2020, menjadi 47,8 ribu dolar AS pada Maret 2020.
Peningkatan tersebut berbanding terbalik dengan ekspor masker dari Jatim. Catatan BPS Jawa Timur, ekspor masker dari Jatim ke luar negeri pada Maret 2020 mengalami penurunan 70,94 persen. Yaitu dari 2,6 juta dolar AS pada Februari 2020 menjadi 750,5 ribu dolar AS pada Maret 2020.
"Ekspor di Februari memang cukup tinggi. Yaitu ke Hongkong 1,7 juta dolar AS, dan ke Singapura 957 ribu dolar AS. Tapi pada Maret turun memang ada Permendag yang melarang ekspor masker sampai 31 Juli 2020," ujar Kabid Statistik dan Distribusi BPS Jawa Timur Satriyo Wibowo di Surabaya, Rabu (15/4).
Satriyo mengungkapkan, lonjakan impor juga terjadi pada bahan pembuatan hand sanitaizer. BPS Jawa Timur mencatat, impor bahan hand sanitaizer melonjak 208,21 persen, yaitu dari 90,5 ribu dolar AS pada Februari 2020 menjadi 279,1 ribu dolar AS pada Maret 2020. Sama halnya dengan masker, impor bahan hand sanitaizer juga mendapat kemudahan impor oleh Kementerian Perdagangan.
"Memang impor sekarang ini difasilitasi juga dengan Permendag. Tetapi mungkin barang di pasaran dunia sekarang langka, jadi nilainya juga tidak besar," ujar Satriyo.
Secara keseluruhan, kata dia, kinerja ekspor dan impor Jatim cukup menggembirakan. Dimana neraca perdagangan Jawa Timur selama Maret 2020, surplus sebesar 194,95 juta dolar AS. Secara kumulatif, selama Januari-Maret 2020, neraca perdagangan Jawa Timur juga mengalami surplus sebesar 348,73 juta dolar AS.