Jumat 17 Apr 2020 06:59 WIB

Tips Jaga Kesehatan Mental Anak Selama Pandemik

Pembatasan fisik dapat berdampak kepada mental dan emosi anak.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
Pembatasan fisik dapat berdampak kepada mental dan emosi anak (Foto: ilustrasi anak bermain bersama)
Foto: AP
Pembatasan fisik dapat berdampak kepada mental dan emosi anak (Foto: ilustrasi anak bermain bersama)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Semenjak dunia dinyatakan darurat pandemi COVID-19, masyarakat diimbau untuk tetap di rumah dan menjaga jarak fisik demi mengurangi penyebaran virus. Kegiatan bersekolah dan perkantoran mulai dilakukan dari rumah, secara online.

Sebagai seorang dewasa yang sadar betul akan peran dan tanggung jawabnya di masyarakat, tentu mengerti kepentingan pembatasan fisik yang diberlakukan saat ini. Namun, apakah hal yang sama dimengerti oleh anak anak? Apakah mereka mengerti alasan dibalik tidak diperbolehkannya bertemu kakek-nenek atau teman teman mereka?

Baca Juga

Konselor Sekolah Sinarmas World Academy, Danny Tania dan Laurensia Lindi, mengatakan bahwa pembatasan fisik ini dapat berdampak kepada mental dan emosi anak. Lalu bagaimana peran orang tua terkait hal ini?

Berikut beberapa tips dari Danny dan Lauren.

Beri pengertian Covid-19 dengan jujur

Mulailah dengan bertanya dan mencari tahu seberapa jauh anak merasakan perubahan dalam kesehariannya. Mulai jelaskan tentang mengapa perubahan yang dilakukan itu penting dan apa yang mungkin terjadi apabila perubahan yang dirasakan tidak dilakukan.

Namun Danny meminta agar orang tua menggunakan gaya bahasa yang positif dan tidak condong menakut-nakuti. Dalam memberi pengertian, pastikan fakta yang digunakan merupakan fakta dari sumber yang terpercaya, dan penting untuk mengolah fakta tersebut menggunakan kalimat sederhana yang gampang dicerna oleh si kecil.

Pembawaan diri yang positif dan semangat

Anak sangat tanggap dalam membaca emosi orang tua dan lingkungan sekitarnya. Karenanya menurut Lauren, tunjukkan kepada si kecil bahwa virus tidak merubah emosi dan perilaku orang tua.

Orang tua harus tetap menjaga energi positif saat beraktivitas sehari-hari, karena energi tersebut yang akan ditangkap oleh anak. Orang tua dapat menggunakan kesempatan ini untuk mengajarkan kepentingan dan tanggung jawab individu dalam sebuah komunitas; bagaimana peran masing-masing dari kita dapat secara langsung berdampak pada virus ini.

Perkaya diri dengan ilmu parenting

Salah satu pesan penting dari UNICEF untuk orang tua disaat pandemi ini adalah untuk memperluas ilmu parenting. Hal ini menjadi sorotan UNICEF karena orang tua mengambil peran guru untuk si kecil, dan tanpa pengetahuan yang cukup, maka hal tersebut akan berdampak pada perkembangan dan emosi anak.

Perbanyak kegiatan bersama

Salah satu hal yang perlu diingat adalah dengan terjadinya pembatasan fisik ini, interaksi sosial anak menjadi sangat minim dan terbatas. Interaksi utama anak bersama orang-tuanya menjadi krusial.

Jadi, gunakanlah kesempatan ini untuk melakukan kegiatan positif bersama, seperti eksperimen sains, gerakan tarian dan nyanyian, memulai prakarya seni atau bahkan bisa mencoba hal hal baru seperti masak bersama dan belajar bercocok tanam.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement