REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Penyebaran virus corona di Amerika Serikat (AS) membuat ketakutan untuk sebagian warga. Mereka pun mencoba untuk menghindari keramaian, termasuk memanfaatkan transportasi pribadi seperti sepeda.
"Saya berusia 51 tahun dan sehat, tetapi saya tidak ingin naik kereta bawah tanah," kata seniman yang tinggal di Brooklyn yang membeli sepeda dua pekan lalu, John Donohue.
Pria yang tidak memiliki mobil itu mengaku tidak yakin sampai kapan dia akan menghindari menggunakan angkutan massal lagi. Keputusan serupa pun terjadi pada beberapa warga lainnya.
Laporan Reuters menyatakan, pandemi virus corona telah memicu lonjakan penjualan sepeda di seluruh AS. Banyak pembelian dilakukan oleh orang-orang yang mencari cara untuk keluar saat penghentian transportasi publik sementara waktu.
Namun, sebagian dari penjualan, terutama di daerah perkotaan, untuk orang-orang seperti Donohue yang ingin menghindari risiko penularan di bus atau kereta bawah tanah. Dia berencana menggunakan sepeda barunya untuk perjalanan seperti kunjungan rutin ke sebuah percetakan di kota.
Menurut Asosiasi Dealer Sepeda Nasional, sekitar tiga perempat dari penjualan sepeda AS melalui toko besar. Sementara banyak gerai rantai barang olahraga khusus besar ditutup, pedagang umum seperti WalMart Stores Inc (WMT.N), penjual sepeda terbesar, tetap buka. Walmart tidak menanggapi permintaan komentar.
Pengipor sepeda China, Kent International Inc, mengatakan, penjualan sepeda dengan harga murah telah melonjak selama sebulan terakhir. Mereka sudah kehabisan stok lima dari 20 model dan berharap itu akan meningkat menjadi 10 model lainnya pada akhir bulan.
Kepala eksekutif dan ketua Kent, Arnold Kamler, mengatakan, pasokan berasal dari China yang telah kembali membuka banyak basis manufakturnya selama sebulan terakhir. Dia menyatakan, penjualan di mayoritas pengecer besar yang disuplainya naik 30 persen bulan lalu dan naik lebih dari 50 persen sepanjang April.
Biro Sensus AS menyatakan, sekitar 870 ribu orang Amerika rata-rata pergi bekerja dengan sepeda atau sekitar 0,6 persen dari semua pekerja dalam lima tahun hingga 2017. Angka itu lebih tinggi di daerah perkotaan, sekitar 1,1 persen dan sekitar 20 kota dengan setidaknya 60 ribu penduduk hingga sekitar 5 persen atau lebih.
Survei yang lebih baru menunjukkan persentase pekerja AS yang lebih tinggi menggunakan sepeda untuk bekerja. Survei perusahaan riset swasta Statista Inc tahun 2019 menunjukkan 5 persen mengendarai sepeda pribadi. Sementara itu, 1 persen lainnya menggunakan layanan berbagi sepeda, pilihan yang makin umum di kota-kota besar.
Pemerintah telah menyatakan sepeda sebagai transportasi yang penting sehingga banyak toko sepeda tetap buka meskipun bisnisnya tutup. Namun, banyak yang telah memodifikasi cara kerjanya, tidak lagi membiarkan pembeli menguji sepeda dan menyerahkannya di pinggir jalan daripada di dalam toko.