REPUBLIKA.CO.ID, BRASILIA -- Presiden Brasil Jair Bolsonaro menyerukan pembukaan kembali perbatasan negara, Jumat (17/4). Langkah ini untuk kembali mendorong perekonomian terbesar di Amerika Selatan ini.
Meski Bolsonaro tidak memiliki wewenang untuk membuka pembatasan sosial yang merupakan keputusan gubernur dan walikota, perbatasan adalah kekuasaannya. Menteri Kehakiman, Sergio Moro menyatakan, presiden menyampaikan telah memulai pembahasan yang memungkinkan pembukaan perbatasan darat, terutama dengan Uruguay dan Paraguay.
Untuk memperlambat penyebaran virus, Brasil menutup perbatasannya bulan lalu untuk orang asing dan masih terbuka bagi warga negaranya. Pengiriman kargo sebagian besar masih dapat melaju tanpa ada gangguan.
"Membuka perdagangan adalah risiko yang saya ambil, karena jika (wabah) semakin buruk, itu akan jatuh di pangkuan saya," kata Bolsonaro pada acara pelantikan Menteri Kesehatan barunya, Nelson Teich.
Bolsonaro memecat Menteri Kesehatannya, Luiz Henrique Mandetta, pada Kamis. Keputusan itu setelah keduanya berselisih mengenai langkah-langkah pembatasan kegiatan, yang menurut presiden terlalu merusak perekonomian dan harus dibatalkan.
Para ahli medis mengatakan wabah virus korona masih jauh dari puncaknya di Brasil karena melihat jumlah kasus dan kematian yang terus meningkat tajam. Brasil memiliki 33.682 kasus terkonfirmasi, dengan sekitar 200 kematian per hari dalam empat hari terakhir berturut-turut, sehingga jumlah kematian menjadi 2.141 pada Jumat.