REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo memerintahkan diterapkannya perlindungan optimal bagi para dokter, perawat, dan tenaga medis lainnya dalam menangani pandemi Covid-19.
Presiden meminta jajarannya untuk menerapkan upaya agar tidak ada lagi tenaga medis yang wafat karena menangani pasien terinfeksi virus corona. “Penekanan dari Presiden, untuk memberikan perlindungan optimal kepada para dokter dan tenaga medis lain sebagai garda terdepan,” kata Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Letjen Doni Monardo saat menyampaikan arahan dari Presiden Joko Widodo usai rapat terbatas melalui telekonferensi dari Istana Merdeka, Jakarta, Senin (20/4).
Doni meminta perlindungan kepada seluruh tenaga medis agar ditingkatkan. Salah satu upaya tersebut, adalah dengan memastikan ketersediaan alat pelindung diri (APD) bagi para tenaga medis yang bertugas menangani pasien terkait Covid-19.
"Tidak ingin ada dokter yang wafat karena perlindungan belum maksimal. Oleh karenanya perlu kerja sama dari semua pihak untuk dokter dapat perlindungan yang lebih baik lagi,” ujar mantan danjen Kopassus itu.
Dalam rapat tersebut, kata Doni, Jokowi juga menginginkan agar seluruh tenaga medis mendapat APD terbaik, dan sesuai standar Badan PBB untuk Kesehatan Dunia (WHO).
Lebih lanjut, ujar Doni, pemerintah juga mengimbau untuk sosialisasi yang lebih masif mengenai penggunaan layanan telemedis, agar masyarakat yang mengeluh sakit dengan gejala ringan tidak serta merta pergi ke rumah sakit. Dengan layanan telemedis, interaksi antarindividu di rumah sakit, termasuk interaksi dengan dokter berkurang sehingga risiko penularan virus corona dapat diminimalisasi.
“Sudah ada 20 perusahaan rintisan (start up) kesehatan, ada satu juta masyarakat yang sudah manfaatkan fasilitas chatbox. Menteri kesehatan juga melaporkan dalam beberapa hari terakhir tingkat konsultasi Covid-19 menurun, sementara non-Covid-19 naik,” ujarnya.
Menurut Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, hingga Ahad (19/4) jumlah pasien Covid-19 di Indonesia mencapai 6.575 orang, 686 pasien sudah dinyatakan sembuh dan 582 pasien meninggal dunia. Selain itu ada 178.883 orang dalam pemantauan (ODP) dan 15.646 pasien dalam pengawasan (PDP) yang dipantau kondisinya.